Peternak Sapi di Lombok Timur Akhirnya Dapat Pengganti Ternak Mati Akibat PMK

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Lombok Timur Sukiman Azmy saat mengikuti pra acara kick off vaksinasi PMK 2023 yang berlangsung Sabtu (28/1/2023).

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang melanda Kabupaten Lombok Timur tahun 2022 telah membuat sejumlah peternak kehilangan sapi mereka.

Total sebanyak 127 dari 132 ekor sapi mati di Lombok Timur akibat PMK.

Namun kabar baiknya, rupanya sejumlah sapi yang mati tersebut mendapatkan pengganti dari Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Hal tersebut terungkap pada pra acara kick off vaksinasi PMK 2023 yang berlangsung Sabtu (28/1/2023).

Bupati Lombok Timur H M Sukiman Azmy menyampaikan rasa terima kasihnya atas perbantuan tersebut.

Baca juga: Kabar Gembira, Peternak Terdampak PMK di NTB Segera Terima Dana Kompensasi Rp10 Juta

"Pemda Lombok Timur siap memberikan dana penggantian kepada lima peternak lainnya, dengan catatan sapinya benar-benar terbukti mati karena PMK," ucap Bupati.

Bupati berharap masyarakat yang mendapatkan penggantian, bisa memanfaatkan dana yang diterima.

Nantinya, penerima akan diberikan bantuan melalui bank penyalur.

Sukiman menerangkan, saat ini di NTB sudah tidak ditemukan lagi kasus PMK.

Terkait itu pula Bupati menegaskan kepada para peternak akan pentingnya pelaksanaan vaksinasi untuk mencegah sapi terjangkit kembali.

"Pentingnya vaksinasi mencegah PMK bagi sapi, sama pentingnya dengan vaksinasi covid pada manusia," jelasnya.

Bupati juga mengakui sejumlah kendala pelaksanaan vaksinasi di Lombok Timur seperti dilakukannya vaksinasi dari rumah ke rumah, juga adanya masyarakat yang menolak sapinya untuk divaksin karena berbagai alasan seperti sapi bunting.

Sistem peternakan yang dilakukan dengan melepas sapi di savana di sejumlah perbukitan, baik di kawasan Sembalun maupun Sambelia turut menjadi tantangan lainnya, karena menyebabkan vaksinator sulit menjangkau lokasi pemeliharaan sapi.

Ia berharap tahun 2023 ini target 160 ribu lebih sapi untuk divaksinasi dapat terpenuhi seluruhnya untuk pengendalian dan penanggulangan PMK secara nasional.

Halaman
12

Berita Terkini