“Bus Shalawat beroperasi selama 24 secara taraddudi atau shuttle dengan total layanan mencapai 89.760 putaran,” sebut Subhan.
Ketiga, Transportasi Masyair. Yaitu, transportasi yang disiapkan untuk mobilisasi jemaah haji Indonesia selama fase puncak haji.
Secara umum, jemaah diberangkatkan dari hotel di Makkah pada 8 Zulhijjah menuju Arafah.
Baca juga: Jemaah Haji 2022 NTB Pulang Awal Agustus, Diingatkan Kondisi Cuaca Madinah dan Protokol Kesehatan
Setelah wukuf di Arafah pada 9 Zulhijjah, jemaah diberangkatkan ke Muzdalifah.
Selanjutnya, dari Muzdalifah jemaah diantar ke Mina. Setelah menginap beberapa malam, jemaah dibawa kembali ke hotel di Makkah.
“Total ada 1.927 trip perjalanan transportasi Masyair yang mengantar jemaah dari Makkah, Arafah, Muzdalifah, Mina, dan kembali lagi ke Makkah,” ucapnya.
Subhan menambahkan, dalam situasi normal, persiapan penyelenggaraan ibadah haji biasanya sudah dilakukan sejak bulan Rabiul Awal.
Hal itu diawali dengan adanya kepastian jumlah kuota haji Indonesia.
“Jika normal seperti itu, kita punya cukup waktu yang panjang, dari bulan Maulid sampai Syawal untuk menyiapkan layanan ibadah haji,” paparnya.
Tahun ini kepastian kuota baru didapat pada pertengahan Ramadan.
"Waktu yang tersedia untuk persiapan hanya sekitar 37 hari. Alhamdulillah, semua bisa disiapkan dan proses penyelenggaraan haji hingga hari ini berjalan lancar,” tandasnya.
(*)