Menuju Endemi, Ini Ikhtiar NTB Bebas dari Covid-19

Penulis: Patayatul Wahidah
Editor: Lalu Helmi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesling Dinas Kesehatan NTB Badarudin.

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Patayatul Wahidah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesling Dinas Kesehatan NTB Badarudin mengatakan pelonggaran penggunaan masker di ruang terbuka memberikan pertanda Indonesia memasuki masa transisi dari pandemi menuju endemi.

Namun, ia mengingatkan penetapan status endemi maupun pandemi ditetapkan oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia).

“Sehingga posisi kita bukan menyoal pandemi kapan menjadi endemi tetapi tetap mengatur pola kewaspadaan,” kata Badar saat ditemui di Puskesmas Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Rabu 18 Mei 2022.

Baca juga: Aturan Penggunaan Masker Dilonggarkan, Dikes NTB Ingatkan Tetap Waspadai Hepatitis

Baca juga: Jokowi Izinkan Warga Lepas Masker di Luar Ruangan, Begini Tanggapan Warga NTB

Ikhtiar yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan NTB untuk memperlancar masa transisi dari pandemi menuju endemi yakni dengan tetap menerapkan 3T (testing, tracing dan treatment) dan 5M ( mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas).

Kebijakan Presiden Joko Widodo yang memberikan kelonggaran pemakaian masker di ruang terbuka diartikan Badar Indonesia belum secara utuh terbebas dari Covid-19.

“Nah, oleh karena itu tetap pada posisi 5M kita kuatkan dalam hal ini protokol kesehatan,” jelasnya.

Tidak adanya peningkatan kasus Covid-19 setelah libur hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah, kata Badar juga perlu disyukuri.

Sebab, tidak adanya peningkatan kasus Covid-19 berbanding lurus dengan nihilnya angka kematian akibat Covid-19.

“Sehingga kita sangat bersyukur atas kondisi ini,” jelasnya.

Meskipun saat ini status PPKM level 1 hanya disematkan pada Kota Mataram saja tapi hal itu tidak menunjukkan di kabupaten/kota lain di NTB yang berada di level 2 menunjukkan adanya peningkatan kasus.

Pemberian status level ini menunjukkan capaian testing.

“Kita tidak pada posisi mempersoalkan itu (status level) namun tetap pada sistem kewaspadaan dengan 10 kabupaten/kota,” pungkasnya.

(*)

Berita Terkini