Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Pimpinan Pondok Pesantren Al Ma'arif Nahdlatul Ulama Lenser, Mandalika, Lombok Tengah TGH Lalu Abussulhi Khairi LC menyampaikan seorang muslim harus bersabar dalam kondisi apapun.
Termasuk menahan diri dari makan berlebihan saat berbuka puasa di bulan Ramadhan.
Lalu, bagaimana hukum makan berlebihan saat berbuka puasa?
Baca juga: Apakah Sengaja Mandi pada Siang Hari Dapat Membatalkan Puasa? Begini Penjelasan Hukumnya
Baca juga: Bagaimana Hukum Mencicipi Makanan Saat Puasa? Simak Penjelasannya
Makan berlebihan dapat mengganggu berbagai aktivitas ibadah lainnya yang seharusnya giat diperjuangkan di bulan suci ini.
Makan berlebihan dapat menjadikan seorang muslim malas ketika akan melakukan ibadah selanjutnya usai berbuka puasa.
"Ibadah wajib berupa salat Magrib, Isya, dan ibadah sunnah berupa salat tarawih bisa malas kalau kita makan secara berlebihan," ujarnya saat ditemui Tribunlombok.com di Masjid Nurul Bilad, Kuta Mandalika, Lombok Tengah, Selasa (5/4/2022).
Seorang muslim, sambung dia, harus mampu bersabar.
Apalagi saat menjalankan ibadah puasa mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Seorang muslim diharuskan menahan diri dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa maupun yang mampu mengurangi pahala puasa.
Ustaz Khairi mengatakan, jika tidak mampu menahan diri usai berpuasa maka selama berpuasa dianggap tidak mampu mengaplikasikan puasa tersebut.
Seorang muslim bukan hanya harus mampu menahan diri dari lapar dan dahaga namun harus mampu menahan diri dari segala makanan yang terhidang.
Ustaz Khairi berpesan, berbukalah dengan secukupnya agar bisa menunaikan ibadah lainnya usai berbuka.
Ustaz muda NU yang lahir dan besar di Mandalika ini menyampaikan jika sabar itu adalah surga.
"Jika seorang muslim mampu bersabar maka ganjarannya adalah surga," urainya.