Campuran bahan ini dipanaskan dengan tungku berbahan bakar kayu.
Alat untuk memasaknya harus memakai panci dengan ukuran yang besar.
Racikan ini harus terus diaduk bahkan ketika mendidih.
Permukaannya biasanya akan muncul busa.
Air yang mendidih pada bagian permukaan tersebut beserta busanya diambil dan dipindahkan ke wajan yang lebih besar.
Kemudian direbus lagi selama 30 menit dengan terus diaduk.
Hasil campuran ini punya istilah tersendiri bagi Suku Sasak, yakni 'Tain Minyak'.
Minyak nyeleng yang diinginkan ini masih setengah jadi.
Tain minyak ini didinginkan dulu sebelum dimasukkan dalam botol.
"Selanjutnya bisa digunakan untuk menggoreng," kata Inaq Toni.
Dia mengatakan, racikan bahan tadi dapat menghasilkan 2 liter minyak nyeleng.
Minyak nyeleng ini wangi, bahkan lebih beraroma menggoda dibandingkan minyak goreng berbahan sawit.
"Makanan rasanya lebih gurih dan seluruh keluarga juga makin suka dengan hasil masakan saya," tutup Inaq Toni.
(*)