Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Vaksinasi khusus pelajar tidak berjalan mulus di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Banyak orang tua siswa tidak setuju anaknya divaksin.
Untuk madrasah, ada 5.381 siswa yang menjadi sasaran vaksin.
Mereka dari MIN, MTsN, dan MAN se-Kabupaten Bima.
Hingga kemarin, Senin, 21 Februari 2022, baru 2.253 siswa yang sudah menerima vaksin.
Sementara 3.128 siswa lainnya belum divaksin, karena tidak mendapat persetujuan dari orang tua.
Rincian siswa yang sudah divaksin, untuk tingkat MAN baru 816 orang dari total sasaran 1.392 orang.
Tingkat MTsN, baru 1.363 dari 1.642 sasaran.
Sedangkan untuk tingkat MIN, baru 281 orang dari 3.895 siswa.
Baca juga: Total Masyarakat Indonesia yang Sudah Vaksinasi Dosis Kedua Hampir 140 Juta Orang
Baca juga: Tren Kasus Baru Covid-19 Terus Bertambah, BPBD Kota Bima Terima Ribuan MaskerĀ
"Masih ada juga tiga MIN yang belum laksanakan vaksinasi yakni MIN 1, MIN 2 dan MIN 5," kata Kasi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bima H Abdul Haris.
Menurut Haris, orang tua menolak diduga karena terprovokasi informasi hoaks di media sosial.
Sehingga orang tua tidak mengizinkan anaknya, untuk mengikuti program nasional tentang pengendalian penyakit menular tersebut.
"Namanya masyarakat, susah untuk diubah cara berpikirnya. Apalagi sebelumnya mereka telah melihat di TV, soal warga yang meninggal usai divaksin," jelas dia.
Haris mengaku, Kemenag tidak bisa berbuat banyak terkait masih tingginya angka siswa yang belum divaksin.
Kendati demikian, Kemenag telah berupaya menyosialisasikan pentingnya vaksinasi untuk menyadarkan orang tua wali murid.
"Sosialisasi gandeng Dinas Kesehatan (Dikes) sudah kami lakukan. Ternyata tidak cukup menyadarkan mereka. Iya mau bagaimana lagi," tandasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, pelayanan vaksinasi di masing-masing madrasah akan tetap dilakukan.
Asalkan ada siswa yang mau divaksinasi.
"Mungkin ke depan ada orang tua wali murid yang sadar anaknya mau divaksin, makanya pelayanan tetap dibuka," pungkas Haris.
(*)