Laporan Wartawan Tribunlombok.com Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Mariam Binti Yasin (40), penderita kanker payudara asal Desa Rato, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima membutuhkan uluran tangan.
Kondisi wanita paruh baya ini kian memperihatinkan sejak divonis menderira kanker tahun 2020 lalu.
Hingga sekarang ia terus menahan sakitnya tanpa bisa berobat.
Kata dokter yang memeriksanya, satu-satunya cara agar bisa sembuh hanya melalui operasi.
Itu pun, harus dilakukan di RSUD Provinsi NTB.
Baca juga: Nakes Kibarkan Merah Putih di Ruang IGD RSUD Mataram, Hingga Seruan Merdeka dari Covid-19
Tapi bagi Mariam, melakukan operasi ke RSUD NTB bukan perkara mudah.
Ibu tiga anak ini hidup di bawah garis kemiskinan.
Kartu BPJS yang dimiliki tidak akan cukup membiayai seluruh biaya perawatan ke Kota Mataram.
Selain membutuhkan obat-obat tertentu di luar tanggungan BPJS, biaya hidup selama perawatan di Mataram juga menjadi beban pikirannya.
Baca juga: SBY Ungkap Kondisi Terkini Setelah Operasi Kanker, Singgung Risiko Operasi Besar di Usia 72 Tahun
Hj Imo, keluarga terdekat Mariam menceritakan, sebelumnya Mariam sudah pernah dioperasi di RSUD Bima.
Namun hasilnya tidak maksimal, karena kondisi kanker Mariam sudah cukup parah.
"Saat di rumah sakit Bima saja biaya sehari-hari banyak. Apalagi nanti kalau di luar kota," ungkap Hj Imo.
Sementara suami Mariam tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga keluarga ini tidak berani merujuk Mariam ke RSUP Provinsi NTB.
"Siti Mariam hidup penuh keterbatasan. Kita bawa ke Rasabou untuk diobati secara tradisional,” ujar Imo, saat ditemui di kediaman Mariam, Minggu 30 Januari 2022.
"Semoga ada yang membantu, mengulurkan tangan sehingga bisa dirujuk dengan segera," pungkas Imo.
(*)