"Beberapa hal lain, temuan yang sudah di speak up oleh banyak elemen 2013.
Kemudian 2008 ada orang tua yang anaknya punya gangguan pasca kegiatan ini.
Untuk yang 2013 sudah kita konfirmasi benar.
Dia speak up dan Insya Allah kawan-kawan mahasiswa siap melindungi," ungkap dia.
Baca juga: Pengakuan Panitia Soal Mahasiswa UNS Meninggal Saat Diklat Menwa: Korban Sempat Tak Sadar & Mengigau
Dikatakan dia berdasarkan informasi apabila ada mahasiswa yang ikut diklatsar menyampaikan kejadian yang mereka alami saat diklat secara publik akan mendapatkan denda dari menwa.
"Budayanya kalau berani speak up ada denda dan keluar juga dari menwa.
Budaya itu kita terima dari salah satu anggota tim kita.
Dia menemukan temuan ketika bertanya ke peserta diklat tahun lalu," kata dia.
Ketua Tim Evaluasi Korps Mahasiswa Siaga Batalyon 905 UNS, Dr Sunny Ummul Firdaus yang menemui aksi mahasiswa tersebut mengatakan merasa ada dukungan untuk menegakkan keadilan terkait meninggalnya Gilang.
Namun demikian, Sunni tidak ingin dalam menegakkan keadilan tidak didukung dengan data yang valid.
"Maka kami mohon dukungan, bantuan semua yang hadir di sini.
Termasuk tadi yang disampaikan ada mahasiswa yang tahun 2013 menyampaikan di Twitter kami harap bisa dibantu bertemu tim evaluasi," kata dia.
Sunni menambahkan tujuan tim evaluasi meminta mempertemukan mahasiswa yang menyampaikan peristiwa serupa yang terjadi pada tahun 2013 dengan harapan mendapatkan datayang valid.
"Kami tidak ingin bekerja berdasarkan isu, kami tidak ingin bekerja berdasarkan dugaan-dugaan, kami tidak ingin bekerja berdasarkan asumsi. Tapi kami ingin bekerja berdasarkan fakta, data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan," tegas dia seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Gelar Aksi Bubarkan Menwa, BEM UNS Singgung Dugaan Kekerasan Diklatsar 2013".
Menwa UNS dibekukan, jangka waktunya belum bisa dipastikan