2 Anggota TNI AU Terekam Lakukan Kekerasan pada Warga di Merauke, Ini Penyebab hingga Pelaku Ditahan

Editor: wulanndari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tampang dua anggota TNI AU yang melakukan kekerasan terhadap warga di Merauke, Papua

Tampak berbeda saat melakukan kekerasan, wajah Serda D dan Prada V tertutup masker.

Rambutnya pun telah dipangkas habis.

Dalam foto lainnya, baik Serda D maupun Prada V tengah menjalani pemeriksaan di hadapan personel Polisi Militer.

Tampang dua anggota TNI AU yang melakukan kekerasan terhadap warga di Merauke, Papua. (INSTAGRAM/@suryasahetapy)
Tampang anggota TNI AU yang melakukan kekerasan terhadap warga di Merauke, Papua. (INSTAGRAM/@suryasahetapy)
Tampang anggota TNI AU yang melakukan kekerasan terhadap warga di Merauke, Papua. (INSTAGRAM/@suryasahetapy)

Kronologi Versi TNI AU

Masih dari tni-au.mil.id, kronologi kejadian tersebut berawal saat kedua anggota TNI AU hendak membeli makan di sebuah rumah makan Padang di Jalan Raya Mandala–Muli, Merauke, Senin (26/7/2021).

Pada saat bersamaan, terjadi keributan seorang warga dengan penjual bubur ayam yang lokasinya berdekatan dengan rumah makan tersebut.

Keributan ini disebabkan oleh seorang warga yang diduga mabuk dan melakukan pemerasan kepada penjual bubur ayam.

Ia juga melakukan hal serupa kepada pemilik rumah makan Padang dan sejumlah pelanggannya.

Kedua anggota TNI AU itu hendak melerai keributan dan membawa warga tersebut ke luar warung.

Namun pada saat mengamankan warga, kedua anggota TNI AU melakukan tindakan yang berlebihan.

Permintaan Maaf KSAU

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo membahas penanganan Covid-19 sampai penggunaan media sosial saat membuka Apel Komandan Satuan Tahun 2020 melalui Virtual di ruang Puskodal Mabesau Cilangkap Jakarta pada Senin (9/11/2020). (Dispenau)

Beberapa waktu setelah video kekerasan terhadap warga tersebar, KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo menyampaikan permintaan maaf.

Tidak hanya meminta maaf kepada korban, Fadjar juga meminta maaf kepada keluarga korban serta seluruh masyarakat Papua atas insiden tersebut.

Menurutnya, peristiwa kekerasan tersebut murni karena kesalahan prajuritnya.

Fadjar mengatakan, insiden tersebut terjadi semata-mata karena kesalahan dari anggotanya.

Halaman
123

Berita Terkini