Permintaan Oksigen Naik 400 Persen, Stok Semakin Menipis di Gudang CV BBS  

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TABUNG OKSIGEN: Sejumlah pekerja sedang mengisi tabung oksigen untuk keperluan medis di kantor CV BBS, Kota Mataram, Jumat (23/7/2021).

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Pengusaha kini semakin kewalahan memenuhi kebutuhan oksigen dari rumah sakit rujukan pasien Covid-19.

Permintaan oksigen kini meningkat tiap jam, sehingga persediaan oksigen di gudang pengisia semakin menipis.

Pengusaha dikhawatirkan tidak mampu lagi memenuhi permintaan jika tidak ada pengaturan pendistribusian oksigen ke masing-masing rumah sakit.

Seperti di gudang pengisian oksigen milik CV Bayu Bangun Sakti (BBS). 

BBS merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi  dan memasok oksigen untuk keperluan medis ke rumah sakit di NTB. 

Max Suparta, pemilik CV BBS mengungkapkan, dari dua rumah sakit saja, RSUD NTB dan RSUD Kota Mataram peningkatannya hingga 400 persen per hari Senin (26/7/2021).

Baca juga: Wakil Gubernur NTB Minta Pendistribusian Oksigen ke RS Dilakukan Secara Merata

”Tapi kalau (kondisi) rumah sakit yang lain saya belum bisa (belum tahu),” katanya pada wartawan, usai menerima kunjungan Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah, Senin (26/7/2021).

Dua rumah sakit itu saja, kata Max, permintaannya mencapai 9 ton per hari ini. Belum permintaan dari rumah sakit yang lain. 

Masing-msing 5,5 ton untuk RSUD NTB dan 3,5 ton untuk RSUD Mataram.

Total 9 ton harus dikirim ke dua rumah sakit rujukan tersebut.

Baca juga: RSUD NTB Kehabisan Stok Vaksin Covid-19, Layanan Vaksinasi Tutup Dua Hari

Bila dikalikan sebulan atau 30 hari maka kebutuhannya 270 ton per bulan.

“Sedangkan kapasitas kami di sini hanya mampu menyediakan 220 ton per bulan,” katanya.

Hari ini mereka masih sanggup untuk mendistribusikan oksigen sampai besok pagi untuk RSUD NTB dan Kota Mataram.

”Nah besok enggak tahu lagi, kasus ini kan per jam sekarang bukan per hari (perubahan permintaan). Tidak bisa saya bisa bicara banyak,” katanya.

Saat Gubernur NTB Zulieflimansyah datang meninjau, Sabtu, 24 Juli 2021, stoknya saat itu nyaris terkendali.

Tapi sekarang kondisinya sudah jauh berbeda karena perubahan kondisinya per jam.

”Sekarang kondisinya sudah beda sekali,” katanya.

Sejak dulu, kata Max, permintaan selalu tinggi setiap kali ada libur umum. Baik lebaran maupun Idul Adha, selalu terjadi peningkatan permintaan.

“Sekarang ini pasca (lebaran) kurban, tinggi lonjakan karena ada varian delta yang ganas,” katanya.

Dalam kondisi normal, permintaan antara 80 hingga 120 ton paling tinggi dalam 1 bulan untuk se-NTB.

Sehingga, mulanya dengan stok 220 ton per bulan masih ada cadangan 100 ton.

Baca juga: Sindikat Pembuat Surat Tes PCR Palsu di Lombok Loloskan 4 Orang Keluar NTB

”Ini kan kondisi tidak normal, permintaan hingga 400-500 persen mana bisa?” katanya.

Sehingga untuk memenuhi kebutuhan oksigen diperlukan pasokan bahan dari luar. Tapi di luar daerah pun kondisinya sama, seperti Pulau Jawa dan Bali.

Bahkan mereka lebih parah lagi.

Sehingga dalam situasi saat ini pihaknya terus berupaya memenuhi kebutuhan oksigen untuk membantu penanganan pasien Covid-19.

Meski demikian, pihaknya tidak mungkin menaikan harga dalam situasi saat ini.

“Tidak pernah, enggak tegalah kita naikan harga,” tegasnya.

Berita terkini di NTB lainnya.

(*)

Berita Terkini