Buruh Migran NTB Sumbang Devisa Rp 144 Miliar dalam 6 Bulan, Terbanyak dari Mataram dan Lombok Barat

Penulis: Sirtupillaili
Editor: wulanndari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEMULANGAN: Para PMI asal NTB yang dipulangkan dari negara penampatan tiba di Bandara Internasional Lombok, beberapa waktu lalu.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Di masa pandemi Covid-19, para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di berbagai negara terus memberi kontribusi positif bagi devisa negara.

Sejak Januari hingga Juni 2021, total remitansi yang masuk di Provinsi NTB mencapai Rp 144 miliar lebih.

Jika dirata-ratakan, penerimaan remitansi yang dikirim para pahlawan devisa tersebut sebesar Rp 24 miliar lebih setiap bulan.

”Jadi remitansi buruh migran kita ini cukup tinggi,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigasi (Disnakertrans) Provinsi NTB I Gede Putu Aryadi, Selasa  (20/7/2021).

Kepala Disnakertrans Provinsi NTB I Gede Putu Aryadi (TribunLombok.com/Sirtupillaili)

Baca juga: PLN Sumbang 2.977 Hewan Kurban, 64 Ekor Diberikan untuk Warga NTB

Baca juga: Cara Dapatkan Diskon Listrik yang Diperpanjang Sampai Akhir Tahun 2021

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTB, remitansi terbanyak dikirim PMI asal Lombok Barat dan Kota Mataram sebesar Rp 72,976 miliar.

Disusul PMI asal Sumbawa mengirim Rp 46,395 miliar.

Kemudian di urutan ketiga paling banyak remitansi adalah PMI asal Bima mengirim Rp 20,047 miliar.

Sedangkan Lombok Timur dan Lombok Tengah yang menjadi kantong TKI masih kalah.

Lombok Tengah menerima remitansi Rp 3,44 miliar dan Lombok Timur Rp 1,12 miliar.

Sedangkan Dompu menjadi daerah penerima remitansi terendah yaitu Rp 687 juta.

Dilihat dari negara penempatan, Arab Saudi masih menjadi negara penempatan dengan remitansi tertinggi, sebesar Rp 61,315 miliar.

Baca juga: 15 Ribu Ekor Hewan Kurban NTB Terjual ke Luar Daerah saat Idul Adha 1442 H

Baca juga: Sapi Lokal Sumbangan Presiden Jokowi di NTB, Dirawat Selama 4 Tahun dengan Pengawasan Dokter

Negara penempatan kedua penghasil remiten tertinggi adalah Uni Emirat Arab sebesar Rp 23,374 miliar.

Berikutnya posisi ketiga adalah Jepang dengan remitansi sebesar Rp 1,55 miliar.  

Malaysia dengan remitansi sebesar Rp 1,54 miliar, dan posisi kelima diduduki Hongkong dengan remitansi Rp 1,21 miliar.

(*)

Berita Terkini