Kisah Desa Elit Bubakan, Kampung Tukang Bakso Wonogiri yang Merantau Kini Dipenuhi Rumah Megah

Editor: wulanndari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah mewah hasil Tukang Bakso Wonogiri di tanah rantau

Sulit Mencari Pekerja

Banyaknya orang yang sukses di Desa Bubakan, membuat para pengusaha di perantauan kesulitan mencari tenaga kerja dari desanya. 

Kebanyakan warga Desa Bubakan memilih untuk bersekolah atau membuka usaha sendiri. 

"Saat ini, anak-anak muda yang belum pengalaman kalau ditawati kerja itu mereka lihat gajinya. Kalau cuma digaji Rp 1,2 juta, mereka gak mau," ujarnya.

Suaprno mengatakan, tingkat pendidikan di Desanya semakin maju seiring dengan kesejahteraan ekonomi yang didapatkan. 

Banyak pemuda di Desa Bubakan yang menjadi sarjana. 

"Kalau ada yang cuma tamatan SMP, itu karena orangnya memang memilih untuk bekerja, dan memutuskan tidak lanjut sekolah," jelasnya. 

Banyak juga perantauan sukses di Desa Bubakan yang menyekolahkan pemuda-pemudi di Desa Bubakan. 

"Solidaritas warga desa kami tinggi. Jiwa sosial mereka tetap baik meski sudah banyak yang sukses," ujarnya.

"Mereka tak lupa kampung halamannya," tandasnya.

Usaha Ulet Kadiyem 

Perjuangan Kadiyem (46) warga Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Wonogiri sebagai perantuan tidak mudah. 

Sebelum sukses berjualan bakso di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Kadiyem sempat merantau di Serang, Banten. 

"Awal tahun 90'an saya sempat merantau di Serang. Awalnya jualan bubur sumsum. Lalu jualan jamu," katanya Kamis (20/5/2021).

Beberapa waktu di Serang, pendapatan yang ia peroleh hanya untuk hidup sehari-hari. Sehingga dia memutuskan untuk pulang. 

Halaman
1234

Berita Terkini