"Rapid test Entram ini selain murah tapi berkualitas tidak kalah dengan produk luar negeri,” ujar Zulkieflimansyah.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr Lalu Hamzi Fikri mengatakan, alat rapid test Entram diproduksi Laboratorium Hepatika Bumi Gora NTB.
Mereka sudah mengantongi izin edar dan saat ini didorong untuk didaftarkan dalam e-katalog.
"Kemampuan produksinya baru 50 ribu per bulan. Sekarang ini tersisa stok sebanyak 10 ribu dari yang diproduksi 60 ribu tahun ini," jelas Fikri.
Kepala Laboratorium Hepatika Bumi Gora NTB Prof dr Mulyanto mengatakan, produknya itu telah melalui proses validasi dan uji lainnya.
Untuk menguji akurasinya, alat ini sudah dibandingkan dengan alat rapid test komersil lainnya, dengan hasil akurasi yang sangat baik.
Bahkan sensivitas alat ini lebih baik dari salah satu alat tes cepat yang beredar di pasaran.
"Akurasi alat ini sensivitasnya sekitar 91 persen, dengan spesifitasnya sekitar 96 persen," katanya.
Artinya, dapat mendeteksi paling tidak dari 100 pasien positif, sejumlah 91 orang yang dapat dideteksi dengan produk ini.
Kalau tidak dapat dideteksi dengan alat ini, artinya jumlah virusnya sangat rendah dan tidak menular.
Baca juga: Najwa Shihab Sindir Ratusan Anggota DPR Bolos Rapat Jelang Lebaran, Krisdayanti Ikut Komentar
Dibanding dengan produk lain ada yang sensivitasnya 80 persen.
Produk ini juga merupakan hasil dari uji coba dengan dua produk alat komersial sebagai pembanding.
“Namun lebih bagus kita,” tegasnya.
Selain itu, alat ini tergolong murah dan dapat langsung mendapatkan hasil sekitar 15 menit.
(*)