"Hari ini yang bersangkutan ada di Nutana. Sudah dipindah tadi pagi," katanya.
Pemkot Mataram, kata Nyoman, memberi pilihan pelayanan kepada warga yang terkonfirmasi positif.
"Kalau tidak nyaman di rumah sakit, kita menyiapkan Hotel Nutana dan Fizz untuk isolasi terpusat," katanya.
Jadi, Nyoman menegaskan, kamar isolasi di Kota Mataram tidak penuh.
Ruang isolasi yang ada masih siap menampung pasien-pasien Covid-19.
Di RSUD Kota Mataram sendiri ada 50 tempat tidur perawatan pasien Covid-19.
Ditambah puluhan ruang isolasi di dua hotel tersebut.
"Sampai sekarang belum penuh, kita masih sangat siap," ujarnya.
Hanya saja, selama ini masyarakat lebih memilih perawatan di hotel dibanding rumah sakit.
Tapi isolasi di hotel hanya diberikan kepada pasien tanpa gejala.
"Kecuali dia kondisi berat dan butuh ventilator, itu harus dirawat ke rumah sakit," katanya.
Nyoman menambahkan, meski pasien tersebut merupakan anak kos, dia tetap mendapatkan pelayanan seperti warga lainnya.
"Tidak ada perbedaan perlakuan, anak kos atau tidak, orang luar daerah atau tidak, yang penting sudah berdomisili di Kota Mataram, maka menjadi tanggungjawab pemerintah Kota Mataram," tegasnya.
Pemkot Mataram sendiri menyiapkan ruang isolasi di RSUD Kota Mataram, Wisma Nusantara khusus bagi buruh migran, Hotel Nutana dan Hotel Fizz.
"Kita siapkan juga semacam rumah sakit darurat di dua hotel itu, kan keren," katanya.