Karena dilihat cukup parah, dia ditawarkan untuk dibawa ke RSUD Provinsi NTB.
Baca juga: Ombudsman NTB: Buruknya Data Kependudukan Hambat Penyaluran Bantuan Covid-19
Namun saat itu, Muzihir menolak karena takut keluarganya kaget, akhirnya dia berkonsultasi dengan para dokter, termasuk direktur RSUD Provinsi NTB.
Sadar dirinya rawan terjangkit Covid-19, terlebih di usianya rentan, dia berkesimpulan untuk beristirahat sejenak sembari menjaga kesehatan dan memulihkan kondisi fisiknya.
”Saya harus istirahat, dan apa yang menjadi arahan dokter saya ikuti terus, minum vitamin, olahraga, saya ikuti terus,” jelasnya.
Sejak saat itu, ia tidak pernah masuk kantor dan istirahat sejak di rumahnya.
Tak Diberi Tahu
Muzihir mengaku, sejak awal dia tidak pernah diberitahukan secara langsung bahwa dirinya positif Covid-19 atau tidak.
”Tetapi tiang (saya) dua kali diswab, tidak pernah dikasih hasilnya. Istirahat pokoknya miq (pak), itu saja katanya,” tutur Muzihir.
Setelah semua proses itu dia ikuti, kini kesehatannya membaik dan merasa sudah cukup sehat untuk bekerja lagi.
Tapi karena isu beredar luas dirinya positif, Ia kembali minta dites swab PCR untuk terakhir kali, Jumat (8/1/2021).
Baca juga: Pemprov NTB Bersiap Laksanakan Vaksinasi Covid-19 Pekan Depan, Jokowi Minta Proses Dipercepat
Hasil tes PCR tersebut menyatakan dirinya negatif Covid-19.
Ia pun meminta hasil swab tersebut dibuka dan sebarkan ke para jurnalis dan rekan-rekannya di DPRD NTB.
”Demi kenyamanan keluarga dan rekan-rekan di DPR saya bilang, coba swab saya dan keluarkan hasilnya, apa pun hasilnya kita terima,” katanya.
Setelah menerima hasilnya, Muzihir kemudian membagikan hasil tes negatif Covid-19 tersebut.
Satu di antaranya ke grup WhatsApp DPRD NTB dan Jurnalis.