Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Perubahan iklim dan pemanasan global menjadi ancaman serius penduduk bumi saat ini.
Mengatasi permasalahan tersebut, kerja sama banyak pihak sangat diperlukan untuk mencari solusi bersama.
Menyadari kondisi itu, PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini tengah mengaplikasikan program konversi diesel ke Energi Baru Terbarukan (EBT).
Di Provinsi NTB, program konversi diesel ke EBT baru menghasilkan 11 persen penggunaan daya untuk sistem kelistrikan Lombok.
Baca juga: Amankan Listrik saat Pilkada, PLN NTB Siagakan Tim Kopassus
EBT di Lombok masih didominasi Pembangkit Listrik tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan juga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“Komposisi bauran energinya adalah PLTMH 16 MW dan PLTS 22 MW. Jadi total EBT yang ada di Lombok adalah sebesar 38 MW," kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB Lasiran, Jumat (20/11/2020).
Tonton Juga :
Beban puncak sistem kelistrikan Lombok tertinggi di bulan ini telah mencapai 263 MW.
Sementara total daya mampu pembangkit sebesar 352 MW dari berbagai jenis bauran energi, seperti PLTD, PLTU, PLTMGU, PLTMH dan PLTS.
"Konsumsi listrik sudah berangsur normal. Ini pertanda baik karena pemakaian listrik sejalan dengan kembali bergairahnya ekonomi masyarakat," ujar Lasiran.
Untuk lokasi PLTS di Lombok, lokasinya tersebar. Mulai dari kawasan 3 gili hingga Lombok Timur.
Sedangkan PLTMH, kebanyakan berada di Lombok Utara dan Lombok Barat.
EBT dari PLTS pertama kali dibangun di NTB adalah di Gili Trawangan di tahun 2011 sebesar 200 kWp.
Tahun berikutnya ditambahkan sebesar 400 kWp, lalu 60 kWp di Gili Meno, dan 160 kWp di Gili Air.