Laporan wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Debat putaran kedua calon wali kota dan wakil wali Kota Mataram, berlangsung landai.
Empat pasangan calon (Paslon) banyak memaparkan rencana-rencana program mereka jika terpilih kelak.
Sayangnya, jawaban mereka atas beberapa isu pelayanan publik kurang memuaskan.
Solusi yang ditawarkan belum konkret, atau belum mencapai klimaks seperti diharapkan dewan pakar debat malam itu.
"Masih sebagian yang ada solusinya, sebagian belum ada solusinya," kata Ketua Dewan Pakar Debat Calon Wakil Kota dan Wakil Wali Kota Mataram Dr Any Suryani, yang ditemui setelah debat, Sabtu (14/11/2020) malam.
Baca juga: Rawan Pohon Tumbang, Warga Mataram Diimbau Lebih Waspada Saat Berkendara
Baca juga: Nama Gubernur NTB Dicatut untuk Minta Dana Pilkada, Pemprov NTB Pastikan Itu Hoaks
Menurutnya, menghadapi debat publik memang perlu kesiapan yang matang.
Mereka pun sebenarnya punya visi misi tapi harus dicermati lebih detail.
Dari sana harusnya mereka sudah bisa memetakan berbagai persoalan untuk menjawab isu-isu yang akan ditanyakan dalam debat.
"Paling tidak dia juga sudah tahu persoalan yang ada," ujar dosen Fakultas Hukum Universitas Mataram ini.
Meski demikian, dari jawaban paslon malam itu, ada beberapa tawaran yang memenuhi harapan pertanyaan.
"Tapi belum maksimal," kata Suryani.
"Karena ini kan intinya bagaimana mensejahterakan rakyat, bagaimana melakukan pelayanan terbaik, bagaimana mengatasi persoalan yang ada. Jadi harus dipahami juga tema besar dari debat ini," tegasnya.
Ia menyebutkan, soal-soal yang tidak maksimal dijawab antara lain soal isu banjir di Kota Mataram.
Menurutnya, jawaban paslon belum menjawab pertanyaan publik.
Apa solusi konkret yang akan mereka lakukan.
Kemudian soal isu nasib guru honorer di Kota Mataram.
Baca juga: Dana Pilkada di NTB Rp 147 Miliar, Tidak Boleh Pakai Anggaran di Luar APBD
Baca juga: Gubernur NTB Ditegur karena 10 ASN Tidak Netral Pilkada, Ada Adik Gubernur hingga Calwakot Mataram
Ia menilai belum banyak solusi yang ditawarkan paslon untuk kejelasan nasib guru honorer yang sedang merana.
"Baru satu, ada yang menawarkan SK (pengangkatan) wali kota. Tapi yang lainnya masih belum," jelasnya.
Guru menurutnya betul-betul harus diperhatikan, sebab mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa.
Demikian pula soal isu narkoba, juga belum maksimal dijawab.
"Kan ada beberapa harapan, apalagi sekarang anak sekolah banyak anak yang terpapar narkoba," katanya.
Any menjelaskan, jawaban-jawaban paslon tidak maksimal karena tidak menyebutkan solusi konkret atas persoalan yang ditanya.
"Ya, bagaimana ya, harusnya (jawaban mereka) jelas, ini begini yang harus dilakukan," katanya.
Ia berharap dalam debat berikutnya paslon lebih siap dengan solusi-solusi konkret atas setiap persoalan yang ditanya.
Empat paslon yang maju dalam Pilkada Kota Mataram, yakni pasangan H Mohan Roliskana dan TGH Mujiburrahman, pasangan Hj Putu Selly Andayani dan TGH Abdul Manan.
Kemudian H Lalu Makmur Said dan Badruttamam Ahda, dan H Baihaqi dan Hj Baiq Diyah Ratu Ganefi.
(*)