Nelayan Sumbawa Tenggelam di Bangka
Ayah Korban Kapal Tenggelam di Bangka Belitung: Kapal Itu Sudah Tak Layak Berlayar
Samsudin dan keluarga menunggu kabar kepastian anaknya yang kabarnya hanyut di perairan Bangka Belitung.
Penulis: Rozi Anwar | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi AnwarÂ
TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA - Samsudin ayah dari dua orang korban kapal tenggelam di perairan Bangka Belitung, mengungkapkan kondisi kapal yang digunkan anaknya berlayar mencari ikan.
Pada Jumat 15 Agustus 2025, kapal yang ditumpangi dua anaknya bersama tujuh nelayan lainnya dikabarkan hancur dihantam gelombang besar di perairan Bangka Belitung setelah bertolak dari Desa Pulau Bungin, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa.
Kapal yang ditumpangi sembilan orang tersebut, tiga di antranya ditemukan dengan selamat dan enam orang belum ditemukan hingga Tim SAR akhir pencarian pada Senin 25 Agustus.
"Saya jujur kapal yang ditumpangi anak saya, sudah tidak layak untuk berlayar karena kayunya sudah rapuh," kata Samsudin pada Selasa (26/8/2025)
Di rumah panggung yang berwarna biru muda miliknya, Samsudin dan keluarga menunggu kabar kepastian anaknya yang kabarnya hanyut di perairan Bangka Belitung pada Jumat 15 Agustus 2025.
Sampai saat ini sang Ayah dan keluarga korban menunggu kabar baik dari Bangka Belitung. Hampir setiap waktu ia membuka henpon berharap untuk mendapatkan informasi tentang anak remajanya itu.
"Kami hanya menunggu kabar ini, hingga hari ini belum ada kabar dari sana," ujarnya.
Baca juga: Warga Pulau Bungin Terus Menggelar Doa Keselamatan bagi Nelayan yang Hilang di Perairan Bangka
Samsudin hanya bisa melihat sosial media dan kabar berita, karena tidak ada keluarga yang bisa dihubungi di Bangka Belitung.
Setiap pagi, siang dan malam Samsudin dan keluarga menunggu di teras rumah panggung berwarna biru, dan berkumpul bersama keluarganya.
"Saya belum melaut, karena saya tidak tenang setelah kami mendapat kabar bahwa Abi Manyu dan Jordi mendapat musibah," ungkapnya sambil membersihkan air matanya.
Samsudin mengaku pencarian terhadap anaknya sudah dihentikan, namun harapan dan doa selalu dibaca setiap ia selesai ibadah agar anaknya ketemu.
"Ya kita pasrah saja mungkin itu adalah jalannya, tapi kita dan keluarga tetap ikhtiar untuk selalu berdoa agar ditemukan," harapnya.
Terpisah Kepala Desa Pulau Bungin Jailani mengatakan selama tujuh hari Tim SAR Bangka Belitung mencari korban nelayan yang berasal dari Desa Pulau Bungin.
Tim SAR memutuskan untuk berhenti mencari enam orang yang belum ditemukan tersebut. Di antaranya Yogi (20), Taufik (27), Salim (32), Mances (30), Abi Mayu (18), dan Jordi (25).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.