Kekeringan NTB
Status Siaga, Puluhan Kecamatan di NTB Jadi Langganan Kekeringan
Sejumlah daerah di Lombok-Sumbawa mulai dibayang-bayangi ancaman kekeringan memasuki musim kemarau 2025.
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah memasuki puncak musim kemarau, sehingga beberapa daerah di Lombok-Sumbawa mulai dibayang-bayangi ancaman kekeringan.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Ahmadi mengatakan, saat ini NTB sudah memasuki siaga bencana kekeringan.
"Kita sudah 20 hari tanpa hujan, sudah sampai puncak musim kemarau," kata Ahmadi.
Persoalan yang mulai dihadapi ialah ketersediaan air bersih untuk kebutuhan mandi dan memasak, sementara untuk air permukaan yang digunakan untuk mengairi sawah masih tersedia.
"Untuk air permukaan kondisinya masih stabil, karena kemarin hujan cukup panjang. Untuk air irigasi masih tercukupi sampai berakhirnya masa tanam kedua," kata Ahmadi.
Berkaca dari tahun sebelumnya hampir 70 kecamatan di NTB dilanda kekeringan, sehingga untuk tahap awal ini pemerintah provinsi meminta agar ditangani oleh kabupaten/kota masing-masing.
Di Lombok daerah yang menjadi langganan kekeringan kata Ahmadi, mulai dari kawasan Sekotong Lombok Barat sampai kawasan selatan Lombok Timur.
"Kita sudah mulai menyalurkan tapi baru sedikit, untuk awal-awal kita minta ditangani kabupaten dulu, kalau sudah sedikit (pasokan air) baru kita masuk," kata Ahmadi.
Baca juga: Strategi Pasangan Mo-BJS Atasi Kekeringan di 25 Desa di Kabupaten Sumbawa
Ahmadi juga meminta agar unit pelaksana teknis daerah (UPTD) kementrian seperti Kementerian Sosial, Kementrian PUPR untuk membantu menangani kekeringan ini.
Termasuk para perusahaan untuk menggunakan dana CSR, untuk membantu menanggulangi bencana kekeringan bila sudah meluas nantinya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.