Geopark Rinjani
Geopark Rinjani Dinilai Ulang, Kolaborasi Daerah Jadi Sorotan
Ada dua orang asesor dari UNESCO turun ke Lombok untuk menilai ulang status Geopark Rinjani.
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Geopark Rinjani kembali dinilai tim asesor untuk memastikan kelayakan kembali menyandang status UNESCO Global Geopark.
Ada dua orang asesor dari UNESCO turun ke Lombok untuk menilai ulang status Geopark Rinjani. Dua asesor itu berasal dari Jepang dan Belgia.
Selain mengkaji semua dokumen yang dikirim badan pengelola Geopark Rinjani, kedua asesor juga turun memantau kondisi di lapangan dari tanggal 28 Juni sampai 2 Juli.
Kunjungan ke lapangan ini untuk melihat langsung visibilitas, kondisi di geosite, dan program-program yang sudah dilaksanakan oleh Geopark Rinjani sejak tahun 2022.
“Ini adalah penilaian ulang (revalidasi) yang kedua kalinya untuk Geopark Rinjani. Revalidasi pertama tahun 2022, dan revalidasi kedua tahun 2025 ini,’’ kata General Manager Geopark Rinjani Qwadru Putro Wicaksono.
Pada revalidasi tahun 2022, asesor dari UNESCO memberikan rekomendasi bagi Geopark Rinjani. Beberapa rekomendasi itu diantaranya peningkatan infrastruktur di kawasan Geopark Rinjani pascagempa 2018. Karena pada saat kunjungan 2022, asesor melihat banyak infrastruktur yang masih dalam proses perbaikan.
Selanjutnya asesor juga meminta agar melengkapi visibilitas yang ada di beberapa geosite, salah satunya di Aik Berik Lombok Tengah. Asesor meminta ada interpretasi kaitan antara kekayaan geologi, biologi, dan budaya.
“Asesor juga langsung turun ke Aik Berik pada hari kedua tanggal 29 Juli. Berdialog langsung dengan teman-teman pengelola wisata, Pokdarwis, termasuk juga Dinas Pariwisata Lombok Tengah,’’ kata Qwadru.
Rekomendasi ketiga berkaitan dengan program pemberdayaan masyarakat, khususnya pada kelompok perempuan. Penyampaian program ini dilaksankan pada hari pertama tanggal 28 Juni saat kunjungan ke sekretariat Geopark Rinjani. Selanjutnya pada tanggal 29 – 30 Juni, asesor juga bertemu dan berdialog dengan kelompok yang menjadi mitra Geopark Rinjani.
Baca juga: Geopark Rinjani Mempertahankan Status sebagai Geopark Dunia
Asesor menanyakan langsung program-program kolaborasi bersama Geopark Rinjani. Misalnya pada tahun 2025 ini Geopark Rinjani bersama BRI Research Institute melakukan pembinaan pada UMKM perempuan yang ada di Desa Lantan dan sekitarnya (Loteng), Desa Loyok dan sekitarnya (Lotim), Sembalun (Lotim), dan Senaru dan sekitarnya (KLU). Lokasi-lokasi tersebut merupakan kawasan Geopark Rinjani.
Sejak tahun 20222, Geopark Rinjani juga berkolaborasi dengan DMO Sembalun. Salah satunya Beboka Nursery yang membibitkan tanaman endemik Sembalun. Lokasi pembibitan di SMAN 1 Sembalun. Kolaborasi dalam bidang pariwisata bersama Rinjani Women Guide Association, di Senaru Lombok Utara. Secara rutin kolaborasi dalam pelatihan pemandu wisata, serta dalam berbagai kegiatan melibatkan kelompok pemandu perempuan itu.
“Ketika ke kampung adat Senaru, teman-teman women guide yang mendampingi asesor. Berdiskusi langsung tentang aktivitas mereka,’’ kata Qwadru.
Rekomendasi lainnya yang diberikan asesor UNESCO pada 2022 adalah mencari alternatif penataan kawasan Gili Trawangan, Meno, dan Air. Kebetulan Gili Trawangan menjadi lokasi kunjungan saat event APGN 2019, revalidasi 2022.
Melihat perkembangan pariwisata di Gili Tramena perlu mencari model pengelolaan yang lebih berkelanjutan. Pada revalidasi 2025 ini, asesor berkunjung ke Gili Trawangan. Bahkan asesor yang dari Belgia yang datang seminggu sebelum acara resmi, sempat bermalam beberapa hari di Gili Air. Mereka langsung melihat perubahan di Gili Tramena, khususnya pascagempa 2018.
“Secara insfrastruktur sudah banyak perbaikan, dermaga yang dulu rusak dan kecil sekarang jauh lebih bagus. Begitu juga jalan, tapi tentu saja masih banyak PR untuk Gili Tramena. Pak Gubernur sudah menyampaikan komitmen untuk menata Gili Tramena lebih baik lagi,’’ kata Qwadru.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.