Asesor UNESCO Turun Cek dan Evaluasi Status Global Geopark Rinjani
Dua orang asesor dari UNESCO, Henning Zellmer dan Oliver Gulas Woehri datang ke Lombok mengevaluasi Geopark Rinjani pada 29 Mei – 1 Juni 2022.
TRIBUNLOMBOK.COM - Dua orang asesor dari UNESCO, Henning Zellmer dan Oliver Gulas Woehri datang ke Lombok mengevaluasi Geopark Rinjani pada 29 Mei – 1 Juni 2022.
Kedatangan asesor ini untuk menilai perkembangan Geopark Rinjani sejak menyandang status UNESCO Global Geopark pada tahun 2018.
Dari hasil kunjungan kedua asesor di geosite-geosite, mereka mengapresiasi atas program yang dijalankan sejak tahun 2018 hingga saat ini.
Ketika ditetapkan menjadi UNESCO Global Geopark pada tahun 2018, ada 4 (empat) rekomendasi yang diberikan UNESCO.
Empat rekomendasi inilah yang akan dinilai oleh dua orang asesor yang datang ke Geopark Rinjani.
Baca juga: 5 Rute Rinjani 100 2022 Diikuti 756 Peserta dari 29 Negara, Begini Gambaran Kesulitan Jalurnya
Baca juga: NTB Akan Bangun Museum Internasional untuk Gunung Rinjani dan Tambora
Empat rekomendasi itu tersebut yakni, pertama, strategi kerja sama, MoU, kerjasama formal antara Geopark Rinjani dengan mitra.
Kedua, visibilitas, branding, logo UGGp.
Ketiga, networking, kontribusi Geopark Rinjani, dan kolaborasi dengan berbagai stakeholder.
Keempat, prmosi, dan keterkaitan seluruh aspek geologi meliputi geodiversity, biodiversity, dan culturaldiversity.
“Selama 4 hari di Lombok, asesor menilai keempat rekomendasi ini. Apakah sudah dijalankan dengan optimal atau belum," kata General Manager Rinjani Lombok UNESCO Global Geopark, M Farid Zaini, dalam keterangan persnya, Sabtu (4/6/2022).
Tim asesor ii mengunjungi geosite-geosite, berdikusi, menilai dokumen, wawancara, dan melihat langsung perkembangan Geopark Rinjani di lapangan.
Dalam pemaparan di hadapan asesor, Farid memaparkan perkembangan empat rekomendasi yang diberikan UNESCO sejak tahun 2018.
Farid yang mulai memimpin Geopark Rinjani sejak pertengahan 2020 mengatakan, tantangan Geopark Rinjani selama 4 tahun ini cukup berat.
Ditetapkan bulan April 2018, tiga bulan kemudian Lombok diguncang gempa yang hebat.
Belum selesai tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, pandemi Covid-19 sangat berdampak pada semua lini kehidupan.