Berita Lombok Tengah

Pemkab Lombok Tengah Inventarisasi Produk Kerajinan Desa Sade untuk Diberi Label

Akan dilakukan inventarisasi produk kerajinan di Desa Sade mana saja yang layak untuk ditingkatkan kualitasnya dan diberikan label.

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
LABEL PRODUK - Wakil Bupati Lombok Tengah HM Nursiah (tengah) mendampingi Wamenpar RI Ni Luh Puspa (paling kiri) saat mengunjungi Desa Wisata Sade, Lombok Tengah, Jumat (23/5/2025). Akan dilakukan inventarisasi produk di Desa Sade mana saja yang layak untuk ditingkatkan kualitasnya dan diberikan label. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Wakil Bupati Lombok Tengah HM Nursiah merespons saran Wamenpar RI Ni Luh Puspa soal berbagai produk kerajinan di Desa Sade Lombok Tengah agar memiliki label. 

Nursiah mengaku kebijakan peningkatan kualitas produk lokal menjadi prioritas. 

Dinas perdagangan sudah diminta memasukkan program itu ke dalam RPJMD Lombok Tengah

"Khusus di Desa Sade sangat dibutuhkan memang untuk peningkatan kualitas terutama produk lokal kita, hasil tenun kita. Dengan labelling itu bisa menjadi bahan promosi bukan hanya nasional juga di internasional," jelas Nursiah di Praya, Senin (26/5/2025). 

Mantan Sekda Lombok Tengah ini melihat jika salah satu objek wisata yang dilirik wisatawan adalah tenun. 

Baca juga: Wamenpar RI Ni Luh Puspa Sarankan Produk Tenun Desa Sade Lombok Tengah Punya Label 

Pihaknya selanjutnya akan melakukan inventarisasi produk di Desa Sade mana saja yang layak untuk ditingkatkan kualitasnya. 

"Mana yang kita pertahankan untuk kualitas produk kita. Mana produk yang asli di Desa Sade. Kalau produk yang masuk itu nanti ada pembinaan dari dinas perdagangan," demikian Nursiah

Sebelumnya, Wakil menteri pariwisata (Wamenpar) RI Ni Luh Puspa menyarankan berbagai produk kerajinan di Desa Sade Lombok Tengah memiliki label. 

Salah satunya adalah kain tenun songket Sade yang dibuat dengan menggunakan alat tenun tradisional atau dikenal dengan istilah Nyensek.

"Tujuannya agar kita bisa meningkatkan value dari produk yang sudah dibuat dengan memberikan label. Karena tenun itu itu kan story telling-nya kuat sekali. Kalau kita datang diceritakan tahapan menenun, kenapa menenun, menenun ternyata syarat mereka bisa menikah, berapa lama kain itu ditenun," jelas Ni Luh Puspa saat mengunjungi Desa Wisata Sade, Lombok Tengah, Jumat (23/5/2025). 

Dikatakan Ni Luh Puspa, sekarang ini adalah zamannya pariwisata story telling sehingga hal yang harus diatensi adalah supaya produk tersebut berlabel seperti halnya di Bali.

Contohnya adalah baju bordir yang semuanya diberikan label agar memiliki nilai tambah ekonomis. 

"Saya pikir hal-hal seperti itu perlu diperkuat untuk produk-produk yang diciptakan. Apalagi tenun Sade ini satu kain bisa dibuat berbulan-bulan. Jadi kalau kita memberikan story telling siapa nama yang membuatnya, berapa lama membuatnya, pasti akan membuat nilai tambah," beber Ni Luh Puspa. 

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved