Berita Lombok Timur
Keseruan Belajar Bahasa Inggris Bareng Bule di La Cabana Glamping Lombok Timur
Setiap hari Selasa, Jumat, dan Minggu, warga sekitar sering terlihat mendatangi La Cabana Glamping untuk mengikuti sesi belajar bahasa Inggris
Penulis: Rozi Anwar | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - La Cabana Glamping di Dusun Pesugulan, Desa Bebidas, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur tidak hanya menawarkan pengalaman glamping yang unik, tetapi juga kesempatan bagi warga lokal untuk berinteraksi dan belajar bahasa Inggris secara langsung.
Setiap hari Selasa, Jumat, dan Minggu, warga sekitar sering terlihat mendatangi La Cabana Glamping untuk mengikuti sesi belajar bahasa Inggris langsung bersama wisatawan mancanegara.
Hal ini memberikan manfaat besar, baik bagi warga yang ingin meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mereka maupun bagi para wisatawan asing yang ingin mengenal lebih dekat kehidupan masyarakat setempat.
Antoni Lo, pemilik La Cabana Glamping, menjelaskan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan di tempat tersebut sangat berbeda dengan cara belajar konvensional.
"Kadang saya mengajak tamu yang menginap di sini untuk mengunjungi pemukiman warga. Saya lihat mereka sangat antusias untuk mempelajari kehidupan sosial masyarakat secara langsung. Kadang tamu saya ajak gotong-royong, panen padi di sawah warga, dan makan juga di rumah warga," ujar Antoni, saat ditemui pada Selasa (13/5/2025).
Menurut Antoni, belajar bahasa Inggris dengan cara yang lebih praktis dan interaktif seperti ini terbukti jauh lebih efektif daripada hanya menghafal kosa kata dalam kelas.
"Kita tetap belajar dengan teori, tetapi di sini kami memberikan kesempatan kepada warga untuk bisa berbicara langsung, sehingga nantinya tidak sadar itu akan menjadi kebiasaan. Itu lebih jauh lebih efektif ketimbang hanya menghafal kosa kata," jelasnya.
Dengan pendekatan ini, para peserta kursus tidak hanya belajar bahasa Inggris untuk kebutuhan wisata, tetapi juga diajak untuk merasakan langsung dinamika kehidupan sosial masyarakat lokal. Misalnya, mereka mulai dibiasakan dengan hal-hal dasar seperti ucapan selamat datang, menjelaskan aktivitas wisata yang menarik, hingga berbagi cerita tentang kehidupan sehari-hari di desa.
Di La Cabana Glamping, suasana belajar bahasa Inggris pun tidak terasa kaku.
”Warga berinteraksi dengan bule sambil nongkrong, main game, bernyanyi, bercanda, dan saling bercerita, semua menggunakan bahasa Inggris. Jika ada yang tidak dipahami, baru saya terjemahkan kepada tamu (bule)," kata Antoni.
Baca juga: BGN Perkenalkan Program Makan Bergizi Gratis di Aikmel dan Suela Lombok Timur
Selain berinteraksi dengan wisatawan, Antoni juga mengajak para peserta kursus untuk memahami dan menjelaskan aktivitas sehari-hari masyarakat setempat, seperti kegiatan bertani.
“Tamu juga saya ajak ke sawah milik warga. Nanti teman-teman yang menjadi peserta kursus itu saya beri kesempatan untuk menjelaskan kepada para tamu, cara panen padi dan juga menanam padi di sawah milik warga,” tambah Antoni.
Dengan demikian, warga tidak hanya belajar bahasa Inggris secara pasif, tetapi juga memahami cara mengkomunikasikan pengetahuan tentang budaya dan kegiatan lokal kepada wisatawan. Ini memberikan mereka rasa percaya diri yang lebih besar saat berbicara dengan tamu asing.
Inisiatif Antoni tidak hanya terbatas pada orang dewasa. Ia juga mengajak para pelajar di sekolah-sekolah dasar setempat untuk mulai mengenal bahasa Inggris sejak usia dini.
"Waktu lalu, kami juga ke sekolah untuk membiasakan anak-anak sejak usia dini, agar bisa berinteraksi dengan wisatawan luar negeri," ujar Antoni.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.