IGS 2025

Dekranasda NTB Siapkan Tarian, Tenun, dan Kuliner Khas untuk Indonesia Gastrodiplomacy Series

Ketua Dekranasda NTB, Sinta Agathia mengatakan, salah satu lokasi yang akan dikunjungi para tamu adalah NTB Mall.

Editor: Laelatunniam
ISTIMEWA
IGS 2025 : Ketua Dekranasda NTB Sinta Agathia. Ia mengatakan, salah satu yang dikunjungi para diplomat dalam agenda IGS 2025 adalah NTB Mall. Di sana akan disuguhkan keragaman budaya khas dari 10 kabupaten/kota di NTB. 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menjadi tuan rumah Indonesia Gastrodiplomacy Series (IGS) yang akan berlangsung pada 8–11 Mei mendatang. Kegiatan ini akan dihadiri oleh 25 duta besar serta atase perdagangan dan investasi dari berbagai perwakilan diplomatik asing di Jakarta.

Ketua Dekranasda NTB, Sinta Agathia mengatakan, salah satu lokasi yang akan dikunjungi para tamu adalah NTB Mall. Di tempat tersebut, para diplomat akan disuguhkan keragaman budaya khas dari 10 kabupaten/kota di NTB, mulai dari makanan tradisional, tarian, hingga pakaian adat dari masing-masing daerah.

"Konsepnya berubah karena dengan kepadatan jadwal para duta besar. Kita akan menyajikan keragaman kriya, kerajinan dan kuliner khas yang tidak ada di tempat lain" jelasnya di NTB Mall, Senin (5/5/2025). Salah satunya, makanan Burasaq dan filosofinya serta demo pembuatan Cerorot.

Sebelumnya, konsep Gastrodiplomacy di NTB dirancang sebagai pengenalan budaya lokal kepada para duta besar, dengan menghadirkan suasana yang menggambarkan kehidupan pedesaan.

Untuk mendukung nuansa pedesaan, seluruh sajian benar-benar mencerminkan adat dan budaya daerah seperti hidangan yang merupakan makanan tradisional dari seluruh kabupaten/kota ditambah produk kerajinan seperti tenun serta pakaian adat. Para Dubes juga dijadwalkan mengikuti tur ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Lombok Tengah.

Diketahui, IGS yang juga dikenal sebagai diplomasi budaya merupakan event tahunan yang digagas Kementerian Luar Negeri melalui Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik.

Sedangkan Gastrodiplomasi sendiri adalah bentuk diplomasi yang menggunakan makanan dan kuliner sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman antarbudaya dan memperkuat hubungan antarnegara. Ini adalah bagian dari diplomasi publik yang memanfaatkan makanan untuk membangun reputasi negara dan menarik perhatian dunia

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved