Lombok Timur

Kisah Hamidah, Tukang Sapu Jalan yang Mengabdi Setengah Umurnya Kini Jadi PPPK di Usia 50

Hamidah tak pernah menyangka dirinya akan diangkat menjadi PPPK. Perempuan asal Lingkungan Lauq Masjid, Kelurahan Pancor, Kecamatan Selong, Kabupaten

Penulis: Toni Hermawan | Editor: Laelatunniam
TRIBUNLOMBOK.COM/ TONI HERMAWAN
Penyerahan SK PPPK 2024 – Hamidah menceritakan pengalamannya usai menerima SK pengangkatan PPPK di halaman kantor Bupati Lombok Timur, Rabu (30/4/2025). Ia mengabdi sebagai tenaga kebersihan di DLH selama 25 tahun dan pernah menerima honor Rp 75 ribu. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR – Di balik kelulusan seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2024, tersimpan kisah inspiratif dari seorang petugas kebersihan yang telah mengabdi lebih dari separuh hidupnya. Dia adalah Hamidah (50), penyapu jalan yang kini resmi menyandang status ASN setelah 25 tahun bekerja sebagai honorer.

Hamidah tak pernah menyangka dirinya akan diangkat menjadi PPPK. Perempuan asal Lingkungan Lauq Masjid, Kelurahan Pancor, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur ini sudah berulang kali mencoba peruntungan mendaftar CPNS dan PPPK. Namun, keberuntungan belum berpihak padanya.

“Dulu pernah coba tiga sampai empat kali, tapi gagal,” ungkap Hamidah saat ditemui usai menerima SK Pengangkatan PPPK di halaman Kantor Bupati Lombok Timur, Rabu (30/4/2025).

Selama dua setengah dekade, Hamidah bekerja di bawah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lombok Timur. Setiap hari, selepas salat subuh, ia memulai tugasnya menyapu jalanan. Sapu lidi dan gentong sampah menjadi teman setianya sepanjang pagi.

“Mengabdi hampir setengah dari umur. Sejak anak pertama TK, sekarang sudah anak tiga,” ujarnya sembari tersenyum.

Hamidah mengenang masa-masa sulit diawal-awal mengabdi hanya dibayar Rp 75 ribu per bulan dan harus menunggu cukup lama, sebab  pada bulan Januari biasanya gaji dirapel hingga empat bulan. 

Beruntung dengan masa pengabdian yang lama, ia dapat mengantongi honor sekitar Rp 1,2 juta. 

"Kalau dulu itu cuman Rp 75 ribu," kenang Hamidah.

Ia juga mengenang masa-masa sebelum tes PPPK, saat itu belum terlalu akrab dengan komputer, berkat anak-anaknya dan teman sekantornya memberikan pembekalan mengoperasikan komputer untuk menjawab soal. 

"Alhamdulillah, persiapan sampai gak tidur ada anak dan di kantor juga ajarin dorong-dorong itunya (mouse)," akunya.

Ia mengakui dengan diterima SK pengangkatan PPPK membuatnya semangat bekerja, meskipun usai telah menyentuh 50 tahun.

"Gak pernah pegang itu (komputer) tapi alhmadulillah bisa lancar jawab," katanya.

Hamidah awalnya tidak berharap lulus, lantaran pesaingnya masih muda dan mahir menggunakan komputer, namun pada tes PPPK 2024, ia dinyatakan lulusan PPPK.

"Sedikit harapan karena yang dapat yang bisa komputer-komputer itu," pungkasnya. 

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved