Truk Sapi Antre di Gili Mas

Truk Sapi Tertahan di Pelabuhan, Asosiasi Peternak Desak Pemprov NTB Perbaiki Kendala Pengiriman

Ketua Asosiasi Peternak Bima, Furqan Sangiang, mengungkapkan penyebab tertahannya truk pengangkut sapi di Pelabuhan Gili Mas Lombok Barat yang sudah t

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Laelatunniam
TRIBUNLOMBOK.COM/WAWAN SUGANDIKA
TRUK SAPI TERTAHAN : Sejumlah sopir dan peternak sapi di Pelabuhan Gili Mas saat tertahan dan menunggu jadwal keberangkatan Rabu (23/4/2025). Ketua Asosiasi Peternak Bima, Furqan Sangiang meminta Pemprov NTB memperbaiki sistem perizinan pengiriman ternak. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT – Ketua Asosiasi Peternak Bima, Furqan Sangiang, mengungkapkan penyebab tertahannya truk pengangkut sapi di Pelabuhan Gili Mas Lombok Barat yang sudah terjadi selama hampir satu minggu.

Menurutnya, masalah utama yang menyebabkan penundaan pengiriman sapi tersebut adalah kendala dalam proses pengurusan izin yang dinilai rumit di Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB.

Terutama terkait pengurusan tes PCR (Polymerase Chain Reaction) pada sapi, yang menjadi salah satu syarat untuk melakukan penyebrangan.

"Kenapa ini terjadi? pertama masa uji PCR, uji sampe darah itu dua minggu , kalau dia lewat dari masa itu maka kita (Peternak) harus urus izin lain, dan PCR ini salah satu syarat PT untuk menerbitkan surat jalan,” ucap Furqan menjawab TribunLombok.com, Minggu (27/4/2025).

Dia menambahkan, kendala lain pada pengiriman sapi tahun 2025 ini adalah Kepala Dinas Pertanian yang masih berstatus Pelaksana Tugas (Plt) tidak mau menandatangani izin, dengan alasan masa jabatannya yang segera berakhir.

"Setelah kami desak, kami akhirnya dipanggil oleh Gubernur (Lalu Muhammad Iqbal), baru kemudian dia tanda tangan dua hari sebelum uji PCR selesai, karena dua hari izin kami baru di acc para peternak semua keluar, kalau ndak keluar di NTB kan kita harus izin ulang karena masa berlaku PCR itu hanya  berlaku 14 hari,” ungkapnya.

Alasan itu lah yang membuat semua peternak sapi berbondong-bondong menuju pelabuhan, berpacu dengan waktu dengan kondisi musim untuk penjualan sapi kurban yang semakin dekat.

Furqan berharap agar Gubernur NTB dapat memperbaiki sistem perizinan PCR yang saat ini memang sudah dikembalikan dari Bali ke Lombok, namun rentang waktu yang terlampau pendek membuat peternak juga kewalahan.

Dia mengusulkan agar masa berlaku PCR diperpanjang dari 14 hari menjadi satu bulan.

Masalah lainnya, lanjut Furqan, adalah terbatasnya armada kapal yang tersedia di Pelabuhan Gili Mas. Saat ini, hanya ada satu kapal yang tersedia, dan kapal tersebut tidak beroperasi setiap hari. Peternak yang sudah sampai di pelabuhan terpaksa menunggu hingga tiga hari untuk kapal berikutnya.

“Jadi satu kali dia pergi (berlayar) kapal, tiga hari lagi baru dia balik, sedang jumlah tronton itu hampir tiga sampai 4 ribu, dan sederhana saya bilang keinginan kami tambah (armada kapal) kan hanya satu bulan kami nyebrang dan itu hanya dua minggu,” tegasnya.

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved