Berita Kota Mataram
7 Kasus Penelantaran Anak Ditangani Dinsos Mataram, Terbanyak Hasil Hubungan Gelap
Dinsos Kota Mataram mencatat telah menangani 7 kasus anak telantar sejak 2024 dengan latar belakang hamil di luar nikah
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA MATARAM - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram mencatat telah menangani 7 kasus anak telantar sejak 2024 hingga saat ini. Saat ini tujug anak tersebut telah ditempatkan di Puskesos (Pusat Kesejahteraan Sosial).
Kepala Dinsos Mataram, Lalu Samsul Adnan mengatakan, kebanyakan anak terlantar yang ditangi merupakan anak hasil dari hubungan gelap, hamil di luar nikah.
“Kalau di kami ada penjangkauan terhadap anak yang ditelantarkan, memang ada beberapa yang sempat kami tampung di Pskesos yang kita punya. Rata-rata kasusnya karena ada penelantaran dari keluarga imbas dari hamil di luar nikah,” ucap Adnan menjawab TribunLombok.com, Senin (14/4/2025).
Ditegaskannya, sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk melindungi hak warga masyarakat khususnya para balita dana anak-anak yang nantinya akan menjadi penerus generasi bangsa.
“Artinya secara fisik mereka juga harus terlindungi termasuk juga secara ekonomi kita harus lindungi juga,” tegasnya.
Dikatakannya, penanganan anak terlantar sejauh ini telah masuk laporannya di Dinsos Kota Mataram sejak pertengahan tahun 2024 lalu.
“Jumlahnya memang ada 7 orang. Dan ini yang kita lakukan pertama kita komunikasikan dengan keluarga, karena pihak keluarga harus punya tanggung jawab moral secara utuh,” tegasnya.
Baca juga: Tersangka Kasus Pencabulan Anak Ajukan Praperadilan terhadap Kapolres Sumbawa
Dinsos saat ini sedang melakukan pendekatan ke keluarga para korban, ketika tidak menemu jalan terang para anak telantar ini akan diserahkan ke panti asuhan.
“7 orang ini masih ada keluarga intinya, mereka kesemuanya rata-rata karena laporan dari masyarakat yang nyampai kepada, kami hingga kami melakukan penjangkauan,” sebutnya.
Penjangkauan yang pihak Dinsos lakukan lanjut dia, adalah pendekatan terhadap keluarga.
“Nah kalau sudah kita lakukan pendekatan, keluarga tidak mau peduli baru kita kirim ke panti,” demikian Adnan.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.