Mataram

Toko Kue Samilaris Mataram Banjir Orderan Jelang Hari Raya Nyepi dan Lebaran

Menjelang dua perayaan besar keagamaan, yakni Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu dan Idul Fitri bagi umat Islam, sejumlah Usaha Mikro Kecil Menengah

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Laelatunniam
TRIBUNLOMBOK.COM/WAWAN SUGANDIKA
KUE LEBARAN - Ida Ayu owner Toko Kue Samilaris. Menjelang Nyepi dan Lebaran 2025, Samilaris telah menerima lebih dari 500 toples kue dari pelanggan yang datang tidak hanya dari Mataram, tetapi juga dari luar daerah. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Menjelang dua perayaan besar keagamaan, yakni Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu dan Idul Fitri bagi umat Islam, sejumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) penyedia hampers dan kue kebanjiran orderan.

Salah satunya adalah toko kue Samilaris yang terletak di Kota Mataram. Menjelang Nyepi dan Lebaran 2025, Samilaris telah menerima lebih dari 500 toples kue dari pelanggan yang datang tidak hanya dari Mataram, tetapi juga dari luar daerah.

“Tahun 2025 istimewa karena ada dua momen idul fitri dan nyepi, hingga target kita di atas 1000 toples, sejauh ini masuk minggu ketiga sudah 500 sekian toples, itu sudah termasuk beli eceran dan termasuk ke hempres yng sudah kita jual,” owner Samilaris Ida Ayu, Kamis (19/3/2025).

Dayu mengaku, pada tahun 2025, ia merasa lebih sibuk karena pesanan semakin meningkat setiap harinya. Jika pada tahun lalu ia masih bisa mengelola pesanan sendiri, kini ia harus merekrut empat karyawan untuk membantu memenuhi pesanan yang terus berdatangan.

“Saya pertama kali buka toko kue ini sejak 2016, baru sekarang saya rekrut karyawan, tahun lalu masih bisa handle sendiri, sekarang saya rekrut 4 karyawan lagi untuk memenuhi begitu banyaknya permintaan,” katanya.

Samilaris menawarkan berbagai jenis kue, mulai dari kue kering hingga kue basah, seperti nastar, putri salju, lidah kucing, kaasstangels, dan cookies coklat. “Total ada 12 jenis kue yang kami jual. Saat ini, kami sedang fokus pada kue kering, dan setelah minggu ketiga bulan Ramadan, kami baru akan memproduksi kue basah,” tambah Dayu.

Dengan dua hari raya besar yang berdekatan, Dayu menargetkan omzet mencapai Rp50 juta. Harga kue per toplesnya berkisar antara Rp75.000 hingga Rp100.000. Puncak pesanan diperkirakan akan terjadi pada H-7 menjelang Lebaran.

“H-7 Lebaran itu biasanya puncaknya. Meskipun saya tidak pernah menutup pesanan, seringkali saat lebaran, masyarakat masih datang mencari kue di toko kami, kecuali jika sudah sold out,” katanya.

Dayu juga menjamin kualitas kue yang dijualnya, dengan bahan-bahan premium dan tanpa bahan pengawet, yang membuat kuenya hanya bisa bertahan selama 2-3 minggu. “Kami menjaga kualitas dan menggunakan bahan-bahan premium, tanpa pengawet, sehingga rasa dan kesegaran kue tetap terjaga,” tutupnya.
 
 
 
 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved