Pengakuan Ayah Korban Usai Penyerbuan Mapolsek Kayangan, Sebut Anaknya Ditekan Oknum Polisi

Nasruddin menduga, kejadian yang menimpa anaknya lantaran tertekan oleh kasus dugaan pencurian yang dialaminya. Dia sekarang menuntut keadilan.

Penulis: Idham Khalid | Editor: Sirtupillaili
Dok.Istimewa
SURAT DAMAI - Nasruddin, ayah Rizkil Watoni menunjukkan surat perjanjian damai dalam kasus dugaan pencurian HP usai mediasi di Polsek Kayangan, Senin (18/3/2025). Tapi sang anak memilih mengakhiri hidup karena diduga mendapat tekanan dari oknum kepolisian. 

Unggahannya ini ditanggapi teman-temannya melalui kolom komenter. 

Seperti pemilik akun Destin Audy Maulidha, "Sabar aringkh anggap cobaakn Aran iku...spalhn arak hikmahn LMK" katanya menguatkan.

Kronologi Kejadian

Terkait kronologi dugaan pencurian, Nasruddin kepada wartawan menceritakan dengan secara detil. Pada hari itu, anaknya sepertinya tidak fokus, karena terburu-buru harus menjual es. 

Kebetulan ada HP yang mirip dengan HP milik Rizkil Watoni di bagian depan meja kasir, spontan ia memasukkan HP tersebut ke dalam tasnya. Almarhum mengira itu HP miliknya.

Beberapa saat kemudian, HP tersebut berdering dan diangkat olehnya, saat itulah dia baru sadar bahwa itu bukan HP miliknya. 

Melalui sambungan telpon itu, ia dan pemilik HP sepakat mengembalikan HP tersebut keesokan harinya. Beberapa saat setelah ia bertemu dengan pemilik dan langsung mengembalikan HP tersebut datanglah aparat kepolisian dan membawanya ke markas polisi.

"Seperti orang yang sedang menangkap (dalam) OTT," ucap Nasruddin.

Lebih lanjut Nasruddin menceritakan, anaknya dibawa ke kantor Polsek Kayangan sampai malam. Akhirnya Rizkil Watoni dan pemilik HP membuat perjanjian damai setelah melalui proses mediasi. Mereka sepakat untuk berdamai, dengan menandatangani surat damai dan memberikan uang damai.

Nasruddin bercerita, anaknya sempat disuruh mengaku oleh oknum tersebut. Akhirnya muncul pernyataan dari anaknya, bahwa dia lebih baik mati atau dipenjara seumur hidup, daripada harus mengakui hal yang tidak dia lakukan.

"Seperti yang dia (Rizkil Watoni) katakan, dia lebih baik mati, dan benar ia meninggal," tutur Nasruddin, terharu.

Sosok Rizkil Watoni

Nasruddin menceritakan, Rizkil Watoni adalah sosok pemuda baik yang menjadi tulang punggung keluarga. Dia merupakan pemuda yang gigih dan berprestasi.

Setelah lulus SMA ia merantau menjadi Pekerja Migran untuk mencari biaya kuliah. Akhirnya dia mendapatkan beasiswa di salah satu kampus di Malang, Jawa Timur. 

Pada 2023, ia lulus menjadi ASN PPPK, menjadi staf teknis di Dinas PUPR Kabupaten Lombok Utara.  

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved