Berita Sumbawa Barat
11 Sapi di Kelurahan Telaga Bertong KSB Mati Usai Diduga Minum Limbah Kimia Pengolahan Emas
Belasan ekor sapi di Kelurahan Telaga Bertong, Sumbawa Barat mati duduga usai minum air limbah pengolahan emas
Penulis: Rozi Anwar | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan Tribun Lombok.com, Rozi Anwar
TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA BARAT - Sebanyak 11 ekor sapi ditemukan mati usai diduga meminum air limbah kimia bekas usaha pengolahan emas di Lingkungan Balat, Kelurahan Telaga Bertong, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
Kejadian matinya belasan sapi tersebut terjadi pada, Rabu 5 Maret 2025. Berdasarkan informasi dari M Zain selaku pemilik ternak, bahwa sapi-sapinya tersebut ditemukan mati tidak jauh dari lokasi kolam rendaman salah satu usaha pengolahan emas yang berada di wilayah Balat.
"Saya dapat informasinya dari saudara saya yang memelihara sapi. Memang ditemukan mati dekat kolam rendaman perusahaan pengelolaan emas tersebut," kata Zain saat dihubungi pada Jumat (7/3/2025).
Kejadian tersebut langsung dilaporkan ke Dinas Petertanian dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Zain meminta untuk dilakukan pengecekan guna memastikan penyebab kematian belasan ternak tersebut.
"Saya tidak mau spekulasi saat ini apakah kematian sapi-sapi saya itu karena keracunan setelah minum air rendaman (pengelolaan emas) atau tidak. Yang jelas saya sudah lapor ke (dinas) pertanian dan LH. Jadi kita tunggu saja apa hasil pemeriksaannya," sebut Zain.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Pertanian KSB, Suhadi membenarkan perihal kematian belasan sapi diduga keracunan bahan kimia setelah minum air dari kolam rendaman salah satu usaha pengolahan emas di Balat.
"Iya. Petugas peternakan kami kemarin (Rabu) turun langsung mengecek sekaligus mengambil sampel untuk kebutuhan uji lab," katanya saat dihubungi pada Sabtu (8/3/2025).
Baca juga: Pelatih Selancar Meninggal Dunia Terhempas Ombak di Pantai Ekas Lombok Timur
Berdasarkan informasi yang diperolehnya dari petugas di lapangan, Suhadi menuturkan, saat pemeriksaan seluruh sapi yang jumlahnya 11 ekor tersebut sudah dalam keadaan mati. Dan pada satu ekor sapi ditemukan gejala keluar busa kristal dari lubang hidungnya. Sehingga dugaan awal petugas mengarah ke kasus keracunan atau intoksikasi (belum terkonfirmasi).
Suhadi menyampaikan, terhadap sampel ternak yang telah diambil pihaknya. Rencananya akan dikirim ke Balitvet Bogor (Brin) dan BBVet Denpasar untuk dilakukan uji laboratorium.
"Sample diambil pada 2 ekor sapi, meliputi bagian organ hati, paru-paru, esofagus, dan isirumen. Untuk hasil uji labnya mudah-mudahan dalam waktu 1 minggu sudah ada, agar bisa kita tahu persis penyebab kematian 11 sapi itu," tuturnya
Selain Dinas Pertanian, DLH KSB pun turun lapangan mengambil sampel air bekas rendaman emas di lokasi kejadian.
"Sama. Kami begitu dapat laporan juga turun ke lokasi mengecek sekaligus mengambil sampel air bekas sisa rendaman emas yang diduga sebagai penyebab kematian sapi-sapi tersebut," kata kepala DLH KSB, Mars Anugerainsyah.
Menurut Mars, pihaknya mengambil sampel air pada dua tempat terpisah. Pertama para kolam rendaman dan kedua di saluran outlet pembuangan sisa rendaman.
Terhadap sampel air itu, DLH KSB telah mengirimnya ke Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.