Berita Sumbawa

LMI Temukan Kejanggalan Proyek Pembangunan SMKN 1 Labangka Sumbawa 

Lalu Iqbal menemukan kondisi bangunan sekolah SMKN 1 Labangka jauh dari standar kelayakan seperti ruang yang retak hingga fasilitas ruang praktik

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Idham Khalid
Dok. Istimewa
Gubernur NTB Lalu Muhammad Ikbal (ILM) saat mengecek tembok SMKN 1 Labangka di Kabupaten Sumbawa. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar 

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA - Gubernur NTB terpilih Lalu Muhammad Iqbal (LMI), melakukan kunjungan mendadak ke Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Labangka, Kabupaten Sumbawa, pada Selasa (21/1/2025).

Dalam kunjungan itu, LMI menemukan kondisi sekolah yang jauh dari standar kelayakan. Tembok ruang kelas yang retak, bangunan tidak memenuhi standar, serta instalasi listrik yang belum rampung menjadi sorotan utama. 

Lebih mengkhawatirkan, fasilitas ruang praktik yang ada dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan siswa.

"Banyak alat yang dibeli, tetapi tidak relevan dengan kebutuhan praktik siswa. Parahnya, instalasi listrik yang belum selesai membuat ruang praktik tidak bisa digunakan," kata LMI.

LMI mengaku mendapat cerita dari Kepala sekolah SMKN 1 Labangka, bahwa pihak sekolah kurang dilibatkan dalam proses pengadaan barang dan jasa saat proyek tersebut dibangun. Menurut LMI, inilah salah satu penyebab utama ketidaksesuaian fasilitas yang ada.

"Sekolah seharusnya dilibatkan sejak awal. Mereka yang paling memahami kebutuhan siswa. Jika tidak, hasilnya akan seperti ini, fasilitas yang tidak efektif dan tidak bermanfaat," terang LMI.

LMI berjanji akan melakukan audit total terhadap proyek pembangunan SMKN 1 Labangka. Audit ini akan mencakup semua aspek, mulai dari perencanaan anggaran hingga pelaksanaan proyek.

"Kami akan mengaudit seluruh prosesnya. Ini bukan sekadar masalah peralatan atau bangunan, tetapi juga mencakup perencanaan dan pelaksanaannya," ucapnya.

LMI menekankan bahwa audit ini tidak hanya berfokus pada SMKN 1 Labangka, tetapi juga sebagai langkah preventif untuk mencegah terulangnya kasus serupa di sekolah-sekolah lain di NTB. Ia menggarisbawahi pentingnya perencanaan yang matang dan transparan.

"Semua proyek harus direncanakan dengan matang, transparan, dan berorientasi pada manfaat nyata. Tidak ada lagi ruang untuk kerja asal-asalan," tuturnya.

LMI juga menegaskan keberadaan SMK sebagai pusat pencetak tenaga kerja terampil, sehingga fasilitas dan sarana pendidikan harus mendukung proses pembelajaran secara optimal.

"Kita ingin masalah seperti ini selesai dengan tuntas dan tidak pernah terulang lagi. Siswa tidak boleh dirugikan akibat kelalaian dalam pelaksanaan proyek," tegasnya 

LMI berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di NTB maju dan berkembang, memastikan bahwa pembangunan infrastruktur pendidikan memberikan dampak positif bagi siswa dan masyarakat.

"Pembangunan itu memberikan dampak positif bagi pendidikan kita di NTB ini," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved