Santriwati Al Aziziyah Meninggal
Tukang Masak di Ponpes Al-Aziziyah Disebut Jadi Saksi Kunci Kasus Meninggalnya Santriwati Asal NTT
Polisi menemukan satu saksi yang diduga kuat mengetahui peristiwa sebelum seorang santriwati Pondok Pesantren Al-Aziziyah Lombok Barat meninggal
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Satreskrim Polresta Mataram masih menyelidiki penyebab meninggalnya seorang santriwati Pondok Pesantren Al-Aziziyah Kabupaten Lombok Barat, atas nama Nurul Izzati asal Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kasat Reskrim Polresta Mataram AKP Regi Halili menjelaskan, polisi menemukan satu saksi yang diduga kuat mengetahui peristiwa sebelum saksi tersebut mengalami sakit hingga akhirnya meninggal dunia.
"Sebelum meninggal korban sempat menghubungi satu orang saksi, sebelum balik ke Lombok Timur melapor bahwasanya saya (korban) dipukuli teman," kata Regi, Senin (23/12/2024).
Regi menyebut saksi tersebut berinisial M di Pondok Pesantren sehari-hari bekerja sebagai tukang masak, namun berdasarkan informasi yang diterima pihak kepolisian saat ini saksi tersebut berada di luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).
"Mudah-mudahan ini saksi kunci," kata Regi.
Sebelumnya polisi juga sudah memeriksa puluhan saksi terkait penyebab meninggalnya santriwati kelas tujuh tersebut, polisi juga sudah melakukan autopsi terhadap jenazah sebelum dipulangkan menuju NTT pada saat itu.
Nurul Izzati diduga menjadi korban penganiayaan oleh rekan sesama santriwati di Ponpes Al-Aziziyah, namun sampai saat ini titik terang dari penyebab kematian gadis tersebut tak kunjung ditemukan.
Meskipun berdasarkan hasil visum yang dilakukan RSUD Raden Soejono Selong, terdapat benjolan diduga akibat benda tumpul selain itu juga pada saat itu mata korban membengkak.
Baca juga: Misteri Kematian Santriwati Al-Aziziyah, Kuasa Hukum Desak Polresta Mataram Ungkap Penyebabnya
Nurul Izzati menghembuskan napas terakhir di Ruang ICU RSUD dr Raden Soedjono Selong, Lotim pada Sabtu (29/6) lalu usai koma beberapa hari. Sebelum menjalani perawatan di RSUD dr Raden Soedjono, korban pernah dirawat di salah satu klinik dan puskesmas di wilayah Lombok Timur.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.