Survei Pilkada NTB
Tim Rohmi-Firin Komentari Hasil Survei OMI, Sebut Tidak Masuk Akal dengan Prosesnya yang Singkat
Ketua DPW Partai Ummat NTB mengkritik survei yang dilakukan oleh Lembaga Olat Maras Institute (OMI) pada Pilgub NTB 2024
Penulis: Andi Hujaidin | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Andi Hujaidin
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Tim Koalisi Parpol Sitti Rohmi Djalillah-Musyafirin mengkritik survei yang dilakukan oleh Lembaga Olat Maras Institute (OMI).
Kritikan itu disampaikan oleh Ketua DPW Partai Ummat NTB sekaligus Anggota Dewan Pengarah Tim Pemenangan Rohmi-Firin, Yuliadin.
Menurut Yuliadin, hasil survei OMI patut dipertanyakan keabsahannya. Sebab, dari metodologi pada aspek rentang waktu terlihat begitu dekat, sehingga proses clearing hingga input data yang seharusnya memakan waktu lama, pada survei OMI tidak terlihat.
"Survei OMI ini saya nilai sama dengan kebohongan publik, karena saya dari yang saya baca survei dilakukan per tanggal 7 November sampai tanggal 12 November, kemudian di rilis tanggal 13 November. Ini kan tidak masuk akal," ujarnya kepada TribunLombok Jumat (15/11/2024).
Lebih lanjut, Yuliadin membeberkan menurut pengalamannya berdiskusi dengan lembaga survei nasional bahwa dibutuhkan waktu yang cukup untuk memastikan data itu benar adanya seperti di lapangan.
"Karena saya juga sudah sering bertemu dengan teman-teman surveyor bahkan mereka bekerja di survei-survei terkenal di Indonesia. Mereka mengatakan tidak masuk akal, karena di lapangan saja mereka minimal empat hari di lapangan," jelasnya.
Baca juga: Rohmi-Firin Gelar Karpet Merah untuk Investasi di NTB, Tidak Membedakan Skala Besar-Kecil
Untuk memastikan data itu valid atau tidak, Yuliadin menyebut bahwa akan ada proses lanjutan kembali dalam memastikan hasil survei dapat dipertanggungjawabkan.
"Kemudian mereka setelah turun lapangan mereka akan melakukan clearing atau mengecek kembali itu butuh waktu sampai tiga hari untuk memastikan bahwa data itu benar apa tidak," ungkapnya.
Ia pun mengatakan bahwa akan ada proses clearing dan itu akan membutuhkan waktu, lalu proses penginputan yang juga akan banyak memakan waktu. Yuliadin menyebut bahwa pada survei yang dilakukan oleh OMI cukup singkat waktunya.
"Kerja kerja itu harus dilalui tidak serta merta setelah selesai, karena rentan waktu antara survei dengan rilis itu sangat dekat sekali, ini tidak masuk akal. Ini hanya lima hari, langsung ada rilisnya," tanyanya.
Hasil survei yang dikeluarkan oleh OMI tersebut dinilainya, bisa juga melanggar etika sebab dapat merusak tatanan yang sudah ada dari lembaga lembaga survei sebelumnya.
"Inikan bisa merusak kedepannya dan tidak mendidik," katanya.
Baca juga: Rohmi-Firin Dinilai Mampu Hadirkan Solusi Persoalan Daerah pada Debat Kedua Pilkada NTB
Lebih lanjut ia pun mencontohkan lembaga Survei LSI yang juga mengeluarkan hasilnya beberapa waktu lalu, menurut Yuliadin cukup msuk akal, sebab dari segi metodologis cukup terukur dan rentang waktu yang tidak terlalu singkat.
"Dari Rohmi Firin berada di posisi kedua melalui survei LSI ya itu bagi kami agak masuk akal," tandasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.