Berita NTB

NTB Tidak Perlu Cetak Sawah Baru untuk Program Swasembada Pangan Prabowo

PemDA NTB siap dukung swasembada pangan untuk Prabowo, tanpa membuka lahan pertanian baru.

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Sejumlah petani sedang bekerja di sawah Desa Perampuan, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat, Selasa (12/11/2024). . 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distambun) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengatakan NTB tidak perlu melakukan cetak sawah baru, untuk mendukung program swasembada Presiden Prabowo Subianto.

Kepala Distambun NTB Muhammad Taufiek Hidayat mengatakan, saat ini NTB sudah mampu memenuhi kebutuhan beras sendiri, bahkan produksi beras NTB surplus pada tahun 2023 lalu.

Dia mengatakan produksi gabah kering giling NTB mencapai 1,54 juta ton gabah kering giling pada tahun 2023 atau setara 900 ton beras. Sementara konsumsi beras masyarakat di NTB hanya 532 ton setahun.

"NTB ini sudah surplus, bukan swasembada pangan lagi," kata Taufik kepada TribunLombok.com, Selasa (12/11/2024).

Badan Pusat Statistik (BPS) NTB merilis jumlah produksi padi pada 2024 mengalami penurunan sekitar 5,57 persen menjadi 1,45 ton gabah kering giling.

Sementara untuk luas panen padi NTB juga mengalami penurunan 7,49 persen, dari 287,51 hektare pada 2023 menjadi 280,03 hektare tahun 2024.

Baca juga: Johan Rosihan Sambut Baik Cita-cita Presiden Prabowo Soal Swasembada Pangan

Terkait rencana impor 15 ribu ton beras yang dilakukan Bulog, Taufiek mengatakan itu bukan karena NTB darurat pangan melaikan karena serapan gabah kering giling dari petani tidak sebanding dengan konsumsi masyarakat NTB.

Sehingga kedepannya pemerintah berharap Bulog bisa menyerap lebih banyak gabang kering giling dari para petani, sehingga tidak perlu mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat.

"Ke depan kita berharap naik sebesar 2 persen," kata Taufiek.

Dia mengatakan impor beras tersebut hanya untuk menutupi kekurangan beras NTB yang diakibatkan banyaknya gabah kering giling yang dijual oleh para petani diluar Bulog.

"Tahun 2023 saja kita datangkan 17 ribu ton sementara tahun 2023 kita surplus, berarti ada kekurangan segitu," katanya. 

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved