Pikad NTB
Kisah Kepemimpinan Lalu Iqbal Selamatkan Wisatawan Asing saat Gempa Lombok 2018
Aksi heroik Lalu Muhamad Iqbal menyelamatkan wisatawan asing saat gempa Lombok, NTB 2018
Penulis: Andi Hujaidin | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Andi Hujaidin
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Calon Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menceritakan bagaimana dirinya menangani Warga Negara Asing (WNA) ketika gempa bumi melanda Lombok pada tahun 2018 silam.
Ia mengaku pada saat kejadian gempa bumi, dirinya sedang berada di salah satu pantai bersama dengan orang tuanya.
"Saya waktu kejadian gempa itu (2018), saya sedang berada di Senggigi. Pada saat itu saya sedang ajak bapa ibu pada saat itu yang masih hidup ke salah satu hotel di sana untuk nongkrong makan-makan," katanya saat podcast bersama Tribun Lombok beberapa waktu lalu.
Ia pun merespon dengan cepat ketika gempa bumi terjadi pada malam harinya, terutama nasib WNA yang berada di tiga Gili, Lombok Utara.
"Jadi tiba-tiba malam itu langsung terjadi bencana, dan saya minta adik saya evakuasi bapak ibu dulu ke Praya. Kemudian saya melakukan evakuasi semua penghuni hotel pada saat itu, dan alhamdulilah semua sangat kooperatif," ungkapnya.
Lanjut Iqbal, dirinya ingin balik ke Jakarta untuk menyiapkan dukungan di Kementrian Luar Negeri bagi korban gempa. Akan tetapi rencana itu batal, karena adanya perintah dari Menteri Luar Negeri (Menlu) .
"Sepulang dari situ, saya langsung ke Praya. Dan pagi harinya setelah mengevakuasi banyak teman-teman itu saya mau balik ke Jakarta, untuk mempersiapkan dukungan Kemenlu terhadap warga yang terkena dampak gempa," katanya.
"Di Airport tiba-tiba ada telpon dari Bu Menlu, dan beliau tahu persis bersama Presiden bahwa salah satu keahlian saya selesaikan soal bencana dan konflik, jadi saya sudah kenyang kalau soal bencana atau menangani bencana seperti di Nepal dan daerah daerah konflik itu memang salah satu expertise saya, saya senang bantu orang lagi susah," kenangnya.
Baca juga: BNPB Fasilitasi Pemprov NTB dalam Antisipasi Bahaya Gempa dan Tsunami
Setelah menerima perintah itu, Iqbal mengaku langsung bergegas menuju ke Gili untuk mengevakuasi seluruh WNA yang ada.
"Perintah dari beliau evakuasi WNA di Gili Trawangan. Karena ada dua informasi yang diterima bapak Presiden yaitu Gili Trawangan udah kosong dan satu lagi masih banyak WNA," ujarnya.
Untuk memastikan dua informasi itu, Iqbal mengamati kondisi Gili dan melihat masih banyak WNA yang berada di lokasi.
"Inikan yang tidak terpikirkan oleh orang, kita sibuk mikirin diri kita sendiri, padahal kita punya tamu di pulau itu, dan nggak ada yang mikirin," katanya.
Kemudian, ia lakukan proses evakuasi dengan berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk memberikan informasi kepada seluruh kedutaan.
"Saya suruh staf saya buat beli hp baru dan nomor baru, kemudian, saya buat rilis lalu saya sebarkan keseluruh kedutaan dan semua media, inilah call center untuk orang asing yang mengalami masalah akibat terdampak gempa," terangnya.
"Dalam waktu hampir dua jam, itu hampir ada 300 orang yang mengontak, baik dari luar negeri, dalam negeri, maupun turisnya sendiri yang sedang ada disana," sambungnya.
Baca juga: Momen Lalu Iqbal Nonton MotoGP di Mandalika, Duduk Lesehan Mendengarkan Curhat Pedagang Kecil
Setelah semuanya diinformasikan, ia melanjutkan proses angkut para WNA menuju ke lokasi yang aman. Akan tetapi, persoalan akomodasi masih menjadi kendala.
"Akhirnya kita mau nyebrang, dan saya sudah minta ke Kepala Basarnas untuk BKO kan satu kapal. Persoalannya kapal terlalu besar, harus turun dan memakai sekoci, tetapi sekocinya cuman satu," ungkapnya.
Kemudian, Lalu Iqbal menjelaskan bahwa ada beberapa perahu masyarakat sekitar yang bisa digunakan untuk membantu para WNA. Setibanya di pelabuhan, angkutan Damri telah disiapkan untuk mengantarkan para WNA ke lokasi yang diinginkannya.
"Dan saya minta atas perintah presiden ke menteri Perhubungan untuk BKO kan armada DAMRI untuk ke pelabuhan. Dan untuk ngangkut mereka kita udah siapkan ada yang ke airport ada yang ke lembar dan ke selatan juga," terangnya.
Lebih lanjut, Iqbal mengatakan proses evakuasi itu merupakan bentuk tanggung jawab sebagai tuan rumah. Agar pariwisata NTB kedepan tidak mati dengan adanya bencana.
"Pemimpin itu harus terakhir memikirkan diri sendiri dia harus mengutamakan orang lain dikala bencana dan konflik," tandasnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.