Pilkada NTB

Belajar dari Gempa Lombok 2018, Lalu Iqbal Ingin Memperkuat Sistem Mitigasi Bencana NTB

Iqbal melihat, saat terjadinya bencana gempa tahun 2018, proses evakuasi dan penanganan bencana masih jauh dari kata ideal.

Penulis: Andi Hujaidin | Editor: Sirtupillaili
TribunLombok.com/Istimewa
Calon Gubernur NTB sekaligus mantan Dubes RI untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Andi Hujaidin

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Calon Gubernur Lalu Muhammad Iqbal ingin antisipasi bencana di Provinsi NTB terus diperkuat. Eks Duta Besar Indonesia untuk Turki itu mengaku hal yang diutamakan dalam kondisi bencana adalah Contingency Plan.

"Itulah sebabnya dalam visi misi saya, saya masukan sangat detail itu mengenai masalah kebencanaan, kita tidak punya kontigensi plan, harusnya Pemda itu punya skenario kebencanaan," jelasnya kepada TribunLombok beberapa waktu lalu.

Iqbal melihat, saat terjadinya bencana 2018, proses evakuasi dan penanganan bencana masih jauh dari kata ideal. Menurutnya cara kerja dalam menanggulangi bencana itu harus diprioritaskan bagi daerah yang merupakan pusat wisata.

"Kita inikan rawan bencana, kita punya gunung Rinjani yang sangat tinggi dan besar lebih besar daripada pulaunya. Kita rawan banjir, kita rawan gempa karena masuk dalam ring of fire. Jadi setiap ada bencana bingung lagi-bingung lagi, nggak tahu mau buat apa," celetuknya.

Baca juga: Kisah Kepemimpinan Lalu Iqbal Selamatkan Wisatawan Asing saat Gempa Lombok 2018

Pemerintah daerah belum memiliki cara kerja yang responsif terhadap problem kebencanaan, baik itu bagi warga NTB maupun bagi WNA.

"Malasahnya ini kan selalu di detail, makanya kita perlu untuk bencana ini yakni kontigensi plan, semua skenario itu harus kita masukan disitu, dan kesiagaan bencana kita harus disesuaikan dengan kontigensi plan," jelasnya.

"Sehingga begitu terjadi bencana dalam waktu yang bersamaan itu kontigensi plannya langsung jalan karena  semuanya sudah in place gitu. Jadi nggak ada lagi acara bingung-bingung mau ngapain, bagaimana bawa logistik ke situ," sambungnya.

Hal ini menurut Iqbal sangat perlu dilakukan oleh seorang pemimpin di daerah. Terlebih NTB merupakan daerah wisata. Ia tidak ingin wisatawan tidak akan datang kembali setelah bencana melanda.

"Kita harus jadi tuan rumah yang baik, jangan tinggalkan tamu dalam suasana bencana atau konflik sendirian, soalnya kita ini daerah wisata. Jadi koreksi untuk kejadian tadi, itu menjadi hal yang mutlak dilakukan bagi daerah yang prioritasnya wisata," terangnya.

Evakuasi WNA

Lebih lanjut, Iqbal pun menceritakan bagaimana dirinya melakukan proses evakuasi terhadap keberadaan WNA yang sedang dirawat di Rumah Sakit.

Iqbal kembali melihat bagaimana proses penanganan yang lamban kepada WNA juga amburadulnya perawatan terhadap masyarakat lokal.

"Karena banyak sekali orang-orang asing di rumah sakit yang tidak tertangani. Padahal nanganinya gampang sekali. Kita hanya perlu nanya ke mereka(WNA) itu social security numbernya, kita nanya kamu pakai asuransi apa dan kita tinggal telpon," ingatnya.

Hal itu dilakukan menurutnya, agar para medis tidak kehilangan fokus pada saat merawat pasien lokal.

"Supaya tidak nambah beban di rumah sakit kita, karena mereka ini rata-rata pakai asuransi perjalanan, termasuk di dalamnya ada medifec atau pesawat ambulan untuk jemput mereka. Kita telpon-telponin ke perusahaan asuransi itu lebih dari 10 pesawat ambulance masuk ke Lombok pada saat itu," katanya.

"Dan besok paginya diangkut pasien dari WNA ini ada yang dibawah ke sanglah, ke Surabaya sehingga rumah sakit kita bisa fokus menangani korban yang orang kita gitu," sambungnya.

Kemudian Iqbal pun menceritakan bagaimana dirinya mengatur setiap kedutaan agar ada perwakilan di bandara Lombok. Hal itu dilakukannya agar setiap WNA dapat dengan mudah berangkat pulang tanpa harus susah mengurus dokumen.

"Bagi yang ada masalah baik persoalan dokumen yang hilang dan lainnya, sekarang di airport sudah stand by seluruh wakil-wakil dari kedutaan yang siap menangani dokumen yang dibutuhkan," paparnya.

"Termasuk imigrasi saya kontak untuk perpanjangan visa dan lain sebagainya," tandasnya.

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved