Berita NTB

Ekonomi NTB Melonjak 11,06 Persen, Sektor Pertambangan Catat Laju Tertinggi

DJPb NTB mencatat pertumbuhan ekonomi NTB saat ini menyentuh angka 11,06 persen tertinggi disumbang sektor pertambangan

Penulis: Andi Hujaidin | Editor: Idham Khalid
Dok.Istimewa
DJPb NTB saat menggelar jumpa pers pertumbuhan ekonomi NTB, Jumat (27/9/2024). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Andi Hujaidin

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (DJPb NTB) mencatat pertumbuhan ekonomi NTB saat ini menyentuh angka 11,06 persen.

Kepala DJPb NTB Ratih Hapsari Kusumawardani menjelaskan, ekonomi NTB Triwulan kedua tahun 2024 melampaui jauh di atas regional Bali Nusra, dan Nasional.

"Dan berada di atas interval target tahun 2024 yang berada di kisaran 5,8 persen hingga 7,1 persen," katanya saat konferensi pers, Jumat (27/9/2024).

Ratih mengatakan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan konsisten menjadi kontributor utama perekonomian NTB dengan kontribusi 22,20 persen, disusul pertambangan dengan kontribusi 20,94 persen pada kuartal kedua tahun 2024.

"Sementara dari sisi pengeluaran, proporsi komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) sebesar 58 persen," ujarnya.

Baca juga: Buka BSI International Expo 2024, Wapres: BSI Dorong Arus Baru Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Lebih lanjut, Ratih mengungkapkan sektor pertambangan dan penggalian menjadi sumber pertumbuhan tertinggi yakni 6,78 persen pada pertumbuhan ekonomi 2024 NTB, juga menjadi sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi 46 persen year on year yang disebabkan peningkatan produksi konsentrat kering.

Kemudian pada sektor lain di bawah pertambangan dan penggalian masih bertumpu pada jasa keuangan, industri pengolahan, administrasi pemerintahan, transportasi dan pergudangan, perdagangan besar, dan jasa pendidikan.

Kemudian, pada komponen ekspor mengalami pertumbuhan drastis yaitu 92,2 persen seiring dengan menguatnya sektor pertambangan. Ekspor menyumbang pertumbuhan sebesar 21,32 persen.

"Pada Konsumi Rumah Tangga relatif stagnan karena pertumbuhan ekonomi terpusat pada sektor yang kurang padat karya," ujarnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved