Berita Lombok Tiimur
Derita Nelayan di Lombok Timur, Cuaca Buruk Membuat Kehilangan Mata Pencaharaian
Cuaca buruk dengan gelombang tinggi yang terjadi pada awal Agustus 2024 lalu, membuat sebagaian nelayan di Lombok Timur kehilangan mata pencaharian
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Imbas cuaca buruk yang terjadi pada awal Agustus 2024 lalu, sejumlah nelayan di Kabupaten Lombok Timur hingga kini belum bisa kembali melaut.
Kondisi demikian membuat nelayan tidak mendapatkan penghasilan, dan harus terlunta-lunta untuk memnuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
Salah seorang nelayan asal Dusun Montong Meong, Desa Labuhan Haji, Lombok Timur, Abdul Hamid (70) mengaku sudah tidak bisa melaut sejak awal Agustus 2024.
"Sejak awal agustu ini memang anginnya kencang, rata-rata nelayan disini sudah nggak melaut lagi," ucap Hamid saat ditemui, Rabu (11/9/2024).
Diungkapkannya, dirinya pernah memaksakan untuk pergi melaut, namun pada saat di tengah laut, bukan ikan yang ditemuinya namun gelombang tinggi hingga 2 meter.
Dirinya yang biasa mencari ikan ke laut dengan jarak tempuh 3-4 kilometer bahkan kini 100 meterpun perahu yang digunakannya sudah dihantam gelombang tinggi.
Dengan keadaan itu, Hamid bahkan harus pasrah dan bertumpu pada ke 4 anaknya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Ya kalau untuk hidup saat ini cuman ngandelin anak, ada 4 anak saya, satunya yang bisa ngidupin keluarga bekerja sebagai penunggu warung di pantai," ungkapnya.
Pada cuaca normal, Hamid bahkan bisa meraup rupiah hingga Rp 100 ribu perhari dari hasil penjualan ikan, namun dengan keadaan saat ini pemasukan hamid sama sekali tidak ada.
Selain itu, Hamid yang tidak memiliki pemerjaan alternatif dan tidak ada lahan untuk bertani menghabiskan keseharian hanya untuk memperbaiki kapal dan jaring.
Diharapkannya, cuaca buruk cepat usai hingga dirinya bisa mencari nafkah untuk keluarga.
"Berharapnya sih cepat selesai ya cuaca buruk ini, kalau nggak melaut anak istri dirumah mau makan apa," pungkasnya sedih.
Baca juga: Cuaca Buruk Kembali Hantam Pesisir Mataram, 24 KK yang Direlokasi ke Huntara Merasa Aman
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) NTB, mencatat pantauan adanya sirkulasi siklonik di Samudera Pasifik utara Papua.
Dimana suhu permukaan laut di wilayah perairan Prov. NTB dan sekitarnya berkisar antara 26.0 °C s.d 29.0 °C, dengan anomali (-0.5)°C-(2.0)°C.
Angin permukaan di wilayah NTB bertiup dengan variasi arah dominan dari Tenggara - Selatan dengan kecepatan angin maksimum mencapai 40 km/jam.
Dengan komdisi tersebut, BMKG NTB mewaspadai peningkatan kecepatan angin di wilayah Nusa Tenggara Barat serta waspadai potensi terjadinya hujan yang dapat disertai petir dan angin kencang di Lombok Utara, Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Timur, Sumbawa Barat, dan Dompu pada siang hingga sore hari.
Begitupun juga terkait kewaspadaan tinggi gelombang yang mencapai 2 meter atau lebih di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, dan Samudera Hindia selatan NTB.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.