Lombok Timur

Mirisnya Kondisi Dua Sekolah di Pringgabaya, Tanpa Atap dan Kelas Dibatasi Triplek

Dua sekolah di Kecamatan Pringgabaya yakni SDN 6 Batuyang dan SMPN Satap 2 Pringgabaya saat ini dalam kondisi yang memprihatinkan. 

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Laelatunniam
TRIBUNLOMBOK.COM/ AHMAD WAWAN SUGANDIKA
Kondisi SDN SDN 6 Batuyang dan SMPN Satap 2 Pringgabaya Lombok Timur yang tak kunjung diperbaiki sejak gempa 2018 silam. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Dua sekolah di Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur, yakni SDN 6 Batuyang dan SMPN Satap 2 Pringgabaya saat ini dalam kondisi yang memprihatinkan. 

Dua sekolah tersebut tidak memiliki atap yang layak.

Tak jarang siswa dan siswi harus rela belajar di Bawah terik matahari yang menyengat, pun begitu dengan musim hujan, siswa dan siswi di sekolah itu terpaksa diliburkan. 

Sejak gempa besar yang melanda Lombok Timur pada tahun 2018, kondisi sekolah-sekolah ini tidak kunjung mengalami perbaikan.

Munadi, Ketua Komite SDN 6 Batuyang dan SMPN Satap 2 Pringgabaya meluapkan kekecewaannya terhadap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Timur

Munadi bahkan menagih janji Dikbud Lotim yang tak kunjung ditepati untuk memperbaiki sekolah pada awal tahun 2024.

Kondisi SDN 6 Batuyang dan SMPN Satap 2 Pringgabaya yang tak kunjung diperbaiki sejak gempa 2018 silam.
Kondisi SDN 6 Batuyang dan SMPN Satap 2 Pringgabaya yang tak kunjung diperbaiki sejak gempa 2018 silam. (TRIBUNLOMBOK.COM/ AHMAD WAWAN SUGANDIKA)

"Kepala Dinas Pendidikan sebelumnya berjanji akan memperbaiki sekolah ini. Kami diberi tahu bahwa sekolah kami sudah masuk dalam sistem krisna dan akan dikerjakan awal tahun ini, tapi sampai sekarang hasilnya nihil," ucap Munadi saat dikonfirmasi, Senin (19/8/2024). 

Munadi mengatakan, sebenarnya rencana perbaikan sudah diutarakan sejak gempa terjadi, namun sekolah di pinggiran seperti mereka sering kali diabaikan. 

"Mungkin karena sekolah kami berada di pelosok, jadi tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah," sebutnya kesal. 

Meski begitu, ia berharap agar pemerintah tidak memberikan harapan palsu, dan menunjukkan komitmen yang nyata demi kenyamanan tempat belajar anak-anak.

"Karena kondisi ini, kami kekurangan siswa menengah atas. Kebanyakan orang tua di dua dusun, yakni Dusun Senang dan Batu Belek, memilih menyekolahkan anak mereka di luar," tutupnya. 

Sementara itu Sekretaris Dinas Dikbud Lotim Yulian Ugi Listianto menyebutkan tahun ini tidak ada anggaran dari APBD, DAK, maupun DAU untuk perbaikan sekolah tersebut. 

Namun, pihak dinas sudah mengajukan usulan dan melakukan visitasi untuk memastikan kondisi dan ketersediaan lahan. 

"Saya optimis tahun 2025 kita akan mendapat anggaran untuk perbaikan," terangnya. 

Ugi juga menyarankan agar pihak sekolah, terutama kepala sekolah dan operator, terus menjalin komunikasi yang intens dengan Kasi Sarpras Bidang SD dan SMP di dinas.


"Kami meminta pihak sekolah, baik operator maupun kepala sekolah, aktif berkomunikasi dengan Kasi Sarpras Bidang SD dan SMP," singkatnya. 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved