Berita Kemerdekaan

Cerita Haru Para Veteran Lombok di Usia Senja, Berjuang Melawan Rasa Sakit

Kisah pilu para veteran di Lombok Tengah, Perjuangannya tak akan terlupakan hingga kini memasuki usia senja

Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM
Dinsos NTB saat menyerahkan bantuan kepada veteran Dewa Nyoman Rai di BTN Pepabri, Labuapai 

TRIBUNLOMBOK.COM,MATARAM - I Ketut Bangli (84) veteran TNI Angkatan Darat kini hanya bisa terbaring lemas di kamar tidurnya di Desa Pemepek, Lombok Tengah, Senin (12/8/2024).

Badannya yang dulu tegap kini membungkuk, kaki yang dulu kokoh kini sudah tidak bisa berjalan dan hanya bisa menggunakan bantuan kursi roda.

Terlihat di ruang tamunya, sejumlah foto saat ia masih aktif berdinas di sejumlah wilayah Indonesia.

Dalam riwayatanya militernya, dia mendaftar sebagai TNI AD dari jalur Tamtama. Tercatat dia pernah ditugaskan dalam beberapa operasi militer yakni di Palopo tahun 1959, Gerakan Operasi Militer (GOM) IV di Seram Barat, Trikora Irian Barat dan Seroja di Timor-Timor.

Bangli pensiun sebagai purnawirawan TNI AD berpangkat Sersan Mayor (Serma) dan jabatan terakhir Dan Pos Ramil pada tahun 2002 silam.

I Ketut Bangli (84) veteran TNI Angkatan Darat asal Desa Pemepek, Lombok Tengah saat ditemui Dinsos NTB
I Ketut Bangli (84) veteran TNI Angkatan Darat asal Desa Pemepek, Lombok Tengah saat ditemui Dinsos NTB (TRIBUNLOMBOK.COM)

Saat menerima kunjungan Dinas Sosial Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Tribun Lombok, dalam agenda touring merah putih menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-79, Bangli tidak bisa menahan rasa haru.

Mantan serdadu yang dulu tegap tinggi berjuang mempertahankan sejengkal wilayah NKRI itu, tidak kuasa menahan rasa haru atas apresiasi kunjungan Dinsos NTB dan Tribun Lombok yang menyemangatinya jelang HUT RI ke-79.

“Saya disini masih hidup, tapi saya gak tau apakah teman-teman (serdadu) saya juga masih hidup?” ungkap Bangli sambil mengusap air matanya dengan menggunkan sarung yang dikenakannya.

Tidak banyak yang disamapaikan Bangli, ia berpesan agar para generasi muda tetap mempertahankan NKRI.

“NKRI harga mati, tetap jaga negara kita ini,” ungkap Bangli.

Nengah Simpen menantu Bangli menuturkan, bahwa mertuanya itu sudah lama dalam kondisi tidak bisa berjalan, bahkan beberapa kali sempat tidak sadarkan diri.

“Minggu kemarin bapak sempat eror, gak sadarkan diri, dan syukur dia sudah bisa sadarkan diri dan akhir-akhir ini ia sangat bersemangat,” kata Nengah.

Perjalanan touring merah putih kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi rumah veteran M Haris (78) di Dusun Pengkores, Desa Kopang Rembiga, Lombok Tengah. 

Dalam kunjungan tersebut, terlihat kondisi Haris lebih parah dari Bnagli, ia tampak tidak sadarkan diri.

Meski tidak sadarkan diri, Haris terlihat mengenakan seragam veteran, memperlihatkan semangat kepada para peserta touring merah putih.

Menurut keluarga, Haris kerap berbicara sendiri, dan setiap bulannya keluarga harus mengambil obat ke rumah sakit jiwa. 

Catatan karir militernya, Haris pernah ditugaskan dalam operasi militer Dwikora tahun 1966.

M Haris (78) veteran di Dusun Pengkores, Desa Kopang Rembiga, Lombok Tengah yang tidak sadarkan diri.
M Haris (78) veteran di Dusun Pengkores, Desa Kopang Rembiga, Lombok Tengah yang tidak sadarkan diri. (TRIBUNLOMBOK.COM)

Beranjak ke rumah veteran berikutnya Ridwan Salimin (81), di Kelurahan Praya, Lombok Tengah. Ridwan diketahui pernah mengikuti operasi militer Dwikora.

Istrinya Aisyah mengatakan, ingatan suaminya itu sudah sangat berkurang. 

Ridwan kata Aisyah, kerap menggunkan seragamnya untuk mengikuti upacara padahal ia sudah tidak aktif lagi.

"Pernah dia malam malam pake seragam, bilangnya mau apel," kata Aisyah.

Poernomo (84) di Desa Balungadang, Lombok Tengah. Dia merupakan purnawirawan Polri yang pernah ditugaskan di perbatasan Indonesia-Malaysia.

Dia bahkan menjadi saksi sejarah bagaimana dulu ada dua orang prajurit TNI AL yang dibunuh oleh tentara musuh diperbatasan dengan cara digantung.

"Jadi memang dulu mereka masuk perbatasan, makanya ditangkap," katanya.

Suasana mengharukan saat para pesrta touring menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya di sela-sela akhir kunjungannya ke rumah veteran Poernomo.

Selain mengunjungi tiga veteran tersebut, touring merah putih juga menginjungi veteran lainnya yakni, Mursid (78) veteran asal Desa Tanak Beak, Kecamatan Mujur, Lombok Tengah, Mujito di Kabupaten Lombok Barat, Dewa Nyoman Rai di BTN Pepabri dan terakhir  kepada Soepono di Lingkungan Karang Panas, Ampenan. 

Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB Ahsanul Khaliq mengucapkna terimakasih kepada para veteran yang sudah berjuang membela tanah air Indonesia.

Ahsanul menyampaikan dalam kunjungan tersebut pihaknya memberikan sejumlah bantuan sosial kepada para veteran mulai dari sembako hingga kursi roda.

“Tidak banyak yang bisa kami lakukan, kami ucapkan terimkasih yang sebesarnya ke pada para veteran, semoga para veteran kita selalu diberikan kesehata dan kesembuhan, dan ini juga bisa memotovasi kami untuk berjuang,” kata Ahsanul.

Menurut Ahsanul, perayaan peringatan kemerdekaan harus dimaknai dengan luas. Sebagai genarasi penurus, semangat perjuangan kemerdekaan harus tetap ada untuk terus mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

“Hari ini kita juga membuat sejarah, bagaimana kita berjuang lebih baiak, kita anak-anak muda bangun semangatanya untuk memberikan manfaat terhadap bangs akita,” kata Ahsanul.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved