Pilkada Lombok Timur
Kawal Pilkada Bebas Berita Hoax, Bawaslu Lotim Sosialisasi Pengawasan Partisipatif dengan Media
Cegah berita hoax jelang Pilkada serentak 2024 Bawaslu Lombok Timur menggelar sosialisasi partisipati bersama media
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lombok Timur (Lotim) menggelar sosialisasi partisipati bersama media untuk mencegah berita hoax jelang Pilkada serentak 2024, Senin (5/8/2024).
Kordiv Hukum dan Penyelesaian Sengketa pada Bawaslu Lombok Timur, Syamsul Hadi mengatakan, dalam pengawasan partisifatis, Bawaslu memakai prinsip hindari kejelekan agar menjadi kebaikan.
Prinsip ini diterapkan dengan harapa Pilkada 2024 dapat berjalan lancar dan kondusif, termasuk menghindari termakan hoax yang banyak berseliweran di media sosial.
"Kita semua berharap dalam perjalan pilkada serentak 2024 berjalan dengan baik, lancar, aman, serta sukses," ucap Syamsul.
Syamsul juga menyebutkan, dalam pengawasan partisipatif ini semua pihak diharapkan ikut serta dan terlibat dalam pengawasan Pilkada 2024 mendatang.
"Termasuk didalamnya saat ini kami mengundang teman media karena mempunyai peran penting dalam penyampaian informasi pada publik," katanya.
Di tempat yang sam, Kordiv Pencegahan, Jauhari Marjan, Berharap semua pihak dapat membantu Bawaslu dalam mengawasi proses pilkada ini sesuai dengan caranya masing-masing.
Diungkapkannya, banyak diantara kasus yang ditangani oleh Bawaslu saat ini didapatkan dari media. Hal itu menunjukkan begitu pentingnya kerjasama yang harus dilakukan media dan Bawaslu untuk suksesnya agenda politik daerah di Pilkada 2024 mendatang.
"Kerja Bawaslu pun tidak bisa diketahui publik tanpa ada peran serta media," demikian Marjan.
Jurnalis senior Lombok Timur, Widianto mengurai bahwa saat ini generasi (Gen) Z itu 93,9 persen menggunakan internet hingga 7-8 jam sehari, dan untuk millenial 88,4 persen pengguna internet hingga 6 jam sehari, sedangkan Gen X 63,2 persen menggunakan internet sampai 5 jam perhari.
Untuk kelasifikasi Generasi X lahir tahun 965-1980, Generasi Y lahir 1981-1996, dan Generasi Z lahir 1997-2012, sementara generasi Alpha itu lahir tahun 2013.
"Karena itu peran media sangat penting dalam mensosialisasikan dan sekaligus sebagai pengawas partisipatif," ucap pria yang akrab disapa bang Widi. Itu
Lebih lanjut dia menyampaikan, sadar tidak sadar karya jurnalis yang disuguhkan ke publik melalui media cetak maupun online akan membentuk opini publik, karena itu, fungsi media itu menjembatani penyelenggara untuk mensosialisasikan tahapan pemilu pada publik.
"Semua yang kita lakukan terkait pemberitaan pemilu secara tidak sadar itu sudah ikut berpartisifasi mensosialisasikan pemilu," terang Widi.
Lanjut Widi, memberitakan keluhan masyarakat terhadap peroses penyelenggara pemilu sudah masuk dalam pengawasan partisifatif.
"Kita ini menjembatani publik dengan penyelenggara," beber Widi.
Baca juga: Mimpi Lalu Gita Maju Pilgub NTB Tersandera Parpol Pengusung
Diterangkan Widi, Pemilu yang ideal itu Pemilu yang luber dan jurdil dan dilakukan oleh penyelenggra yang berintegritas, sehingga semua informasi bisa disaring dan ditindaklanjuti.
Karena semua informasi yang disuguhkan melalui media sosial itu tentu akan diuji akurasi dan objektivitasnya oleh publik dengan berbagai refrensi media.
Tingkat kepercayaan publik pada media itu sangat tinggi, karenanya ia mengajak pada awak media untuk menghadirkan pemberitaan yang kondusif dan membangun.
"Publik masih kurang percaya bila hanya masih dipublikasi oleh orang di facebook, Tapi jika sudah rilis dibeberapa media, maka publik akan percaya akurasi dan objektivitasnya," tutup Bang Widi.
Diakhir acara semua awak media menandatangani deklarasi cegah berita hoax dan isu sara untuk mensukseskan pilkada damai 2024.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.