PMI Lombok Timur Meninggal

PMI Asal Lombok Timur Tewas Tertembak di Malaysia Kerap Diteror Sejak Awal Bekerja

Gafur disebut kerap menerima teror dari perampok yang didalangi suku dayak Iban

TRIBUNLOMBOK.COM/Ahmad Wawan Sugandika
Pihak keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Dusun Kecego Daya, Desa Waringin, Kecamatan Suralaga, Gafur (32) tewas tertembak saat bekerja di perkebunan sawit di Malaysia ditemui Jumat (2/8/2024). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Dusun Kecego Daya, Desa Waringin, Kecamatan Suralaga, Gafur (32) tewas tertembak saat bekerja di perkebunan sawit di Malaysia.

Kepala Dusun (Kadus) Kecago Daya Taufikurrahman menerima laporan kematian Gafur pertama kali pada Senin (29/7/2024).

"Saya langsung mengecek kebenaran melalui warga yang juga kerja bersama Gafur, dan menurut penuturan dia meninggal di tempat setelah ditembak," ucap Taufik, Jumat (2/8/2024).

Gafur disebut kerap menerima teror dari perampok yang didalangi suku dayak Iban.

Bahkan sejak kedatangan pertamanya yakni pada Oktober 2023, suku ini sering mencuri dan mengambil barang berharga milik warga dan PMI.

Baca juga: Penyebab Kematian PMI Asal Lombok Timur di Malaysia Masih Didalami BP3MI

"Sering kehilangan, seperti dompet hingga tong gas," katanya.

Dikatakan Taufik, pada saat kejadian, Gafur sedang beristirahat setelah lelah bekerja menjadi kuli sawit.

Ia tiba-tiba didatangi doa orang suku Iban dan langsung melakukan penyerangan.

"Jadi saat itu Gafur ini istirahat di posko bawah, tiba-tiba datang suku Iban ini, dia mengejar menggunakan parang, Gafur yang lari pada saat itu juga ditembak dengan suku yang lainnya yang menghadangnya," ungkapnya.

Gafur meninggal di tempat dan saat ini telah diamankan di rumah sakit daerah setempat.

Baca juga: PMI Asal Lombok Timur Meninggal Diduga Korban Penembakan di Malaysia

"Kami di sini sedang mengurus administrasinya, karena keluarga disinj maunya korban dipulangkan dan dimakamkan dikampung halamannya," tutupnya.

Istri korban, Baiq Fadmi mengatakan, sebelum peristiwa pada malam hari itu, Gafur juga sempat melakukan video call.

Ia pada saat itu hanya fokus berbicara dengan Cahya Asifa anaknya yang masih berumur 8 bulan.

"Jadi malam itu dia hanya bicara sama anak-anak, pesannya disana cuman tolong jaga anak anak saja," ucap Fadmi.

Fadmi sebelumnya tidak pernah merasakan firasat buruk ihwal tragedi yang dialami suaminya.

Namun lanjut dia, Gafur pernah mengatakan akan pindah bekerja, laantaran tempat ia bekerja saat itu sering terjadi perampokan.

"Dia bilang akan pindah, namun tunggu gaji dulu katanya, tapi ternyata musibah ini (kematian Gafur) terjadi," ungkapnya.

Fadmi menerima kejadian itu sebagai musibah.

Dia juga berharap, jasad suaminya bisa dibawa pulang, dan dimakamkan secara layak di kampung halamannya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved