Beirta NTB
Antisipasi Kekerasan di Lingkungan Pondok Pesantren, Kemenag NTB Bentuk Satgas Pengawasan
Kanwil Kemenag NTB berencana membentuk satgas pengawasan di lingkungan pondok pesantren, buntut maraknya dugaan kasus kekerasan
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Nusa Tenggara Barat (NTB), berencana membentuk satgas pengawasan di lingkungan pondok pesantren, buntut maraknya dugaan kasus kekerasan di lingkungan pondok.
Kepala Kanwil Kemenag NTB H Zamroni Aziz mengatakan, satgas tersebut nantinya akan bertugas mengawasi aktivitas di pondok pesantren. Hal tersebut untuk mengantisipasi terjadi tindakan yang tidak diinginkan.
"Kita akan undang dari berbagai pihak untuk membicarakan apa yang perlu kita lakukan, membuat satgas terkait apapun di pondok pesantren," kata Zamroni, Rabu (10/7/2024).
Zamroni juga menepis tudingan Kemenag NTB selama ini abai terkait berbagai kegiatan di pondok pesantren, pasalnya Kemenag selama ini sudah melakukan berbagai program seperti sambang pondok pesantren, safari ramadhan pondok pesantren.
"Perhatian kami di pondok pesantren bukan kali ini, kami sudah menginstruksikan kepada Kemenag kabupaten kota untuk melaksanakan berbagai kegiatan di pondok pesantren," kata Zamroni.
Terkait dengan kasus dugaan penganiayaan yang terjadi di Ponpes Al-Aziziyah, Zamroni enggan berkomentar. Penanganan kasus tersebut diserahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum.
"Saya sekali lagi tidak berkomentar karena ini masih penanganan praduga," kata Ketua Koordinator GP Ansor Indonesia Timur itu.
Baca juga: Buntut Dugaan Penganiayaan di Al-Aziziyah, Kemenag Perketat Persyaratan Masuk Ponpes
Berkaca dari kasus Ponpes Al-Aziziyah juga Kanwil Kemenag NTB akan menggelar pertemuan dengan seluruh pimpinan ponpes, dan stakeholder terkait guna merumuskan kebijakan yang perlu dibuat untuk setiap ponpes yang ada di NTB.
"Kami akan meminta merumuskan apa yang perlu dilakukan," kata Zamroni.
Dia juga mendukung penyelesaian kasus yang saat ini menyeret nama salah satu ponpes terbesar di NTB itu, guna mengungkap kematian Nurul Izati yang sudah sepekan lebih.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.