Shell Eco marathon 2024

AKOM Sumbawa Pede Ikut Shell Eco-marathon Mandalika 2024, Bidik 10 Besar Berkat Mesin Baru

Tim Akademi Komunitas Olat Maras (AKOM) Sumbawa turun di kategori prototype untuk ajang Shell Eco-marathon di Sirkuit Mandalika, 3-6 Juli 2024

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
Tim Akademi Komunitas Olat Maras (AKOM) Sumbawa turun di kategori prototype untuk ajang Shell Eco-marathon di Sirkuit Mandalika, Rabu (3/7/2024). 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Tim Akademi Komunitas Olat Maras (AKOM) Sumbawa turun di kategori prototype untuk ajang Shell Eco-marathon di Sirkuit Mandalika, 3-6 Juli 2024.

Tidak main-main, AKOM Sumbawa menargetkan bisa tembus 10 besar pada ajang yang diikuti oleh 80 tim dari berbagai negara tersebut.

Berdasarkan pantauan Tribun Lombok, AKOM Sumbawa mengawali keikutsertaannya dengan mengikuti technical inspection, Rabu (3/7/2024) dengan meraikit mobil menjadi utuh.

Direktur Akademi Komunitas Olat Maras Sumbawa sekaligus Ketua Tim AKOM Ebullience Ahmad Djaya mengatakan,
dari Sumbawa hanya satu kampus yang maju.

Baca juga: Shell Eco-marathon Asia-Pacific and the Middle East 2024 di Mandalika akan Diikuti 80 Tim

Sebelumnya dari Akademi Olat Maras Sumbawa yang merupakan kampus baru di Sumbawa.

Pada akademi ini terdapat jurusan energi terbarukan yang cocok dengan kompetisi Shell Eco-marathon.

Pihaknya menargetkan bisa tembus 10 besar pada kategori prototype.

Alasannya, hal ini karena mesin dari mobil prototype yang dimiliki oleh tim lebih ringan dan lebih cepat dibandingkan kendaraan yang ikut pada tahun 2023.

"Kami pada tahun lalu titikberatkan pada yang penting maju dulu. Tahun ini sudah agak beda ekspektasi kita. Target kita bisa masuk 10 besar karena memang penggerak mesinnya udah beda," beber Ahmad Djaya.

Hal itu sejalan dengan penggunaan teknologi fiber pada bodi kendaraan.

Baca juga: Sirkuit Mandalika Terpilih Menjadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Shell Eco-marathon 2024

Sementara konsumsi bahan bakar yang digunakan juga berubah.

Jika sebelumnya hanya 40 kilometer/jam sekarang ini bisa menempuh 90 kilometer/jam.

Ahmad Djaya menyebutkan, tim yang hadir di Shell Eco-marathon adalah tim baru atau banyak perubahan dibandingkan tahun 2023.

"Jadi mereka masih meraba-raba juga. Kita membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk persiapan. Terdapat enam orang mahasiswa dan dua dosen," pungkas Ahmad Djaya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved