Ibadah Haji

Fasilitas Baru Tenda Jemaah Haji Indonesia di Arafah dan Mina

Ada sejumlah tenda baru dengan bentuk dan bahan baru, meski belum untuk semua jemaah

kemenag.go.id
Penampakan tenda jemaah haji Indonesia di Arafah, Selasa (12/6/2024). Ada sejumlah tenda baru dengan bentuk dan bahan baru, meski belum untuk semua jemaah. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Fase atau tahapan ibadah haji akan dimulai pada Sabtu 15 Juni 2024 yakni wukuf di Arafah.

Jemaah haji pun kemudian akan ke Muzdalifah lalu menempati tenda di Mina dalam rangkaian lempar jumrah.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengecek tenda jemaah haji Indonesia di Arafah dan Mina.

Pengecekan antara lain dilakukan untuk memastikan toilet berfungsi dengan baik, termasuk airnya, pendingin udara berjalan normal, dapur berikut ketersediaan kayu bakarnya, storage dan bahan baku makanannya, serta tenda dengan conblock beserta karpet dan kasurnya.

“Semua kita cek. Ada tambahan MCK yang diberikan masyarik sesuai pemintaan kita. Toilet-toilet baru dibangun. Insya Allah lebih bagus dari sebelumnya, lebih luas, space lebih besar,” sebut Yaqut, Selasa (12/6/2024).

Baca juga: Puncak Haji 2024: 216 Ribu Jemaah Indonesia Bakal Tempati 1.169 Tenda Dalam 73 Maktab

Tenda di Arafah juga relatif lebih bagus. Bahkan, ada sejumlah tenda baru dengan bentuk dan bahan baru, meski belum untuk semua jemaah.

Masyariq menyiapkan tenda model baru ini dengan kapasitas maksimal 30.000 jemaah.

“Tenda lebih bagus, atap lebih menyerap panas, dan dinding sudah pakai hard PVC yang lebih menyerap panas. Semua tenda juga sudah dilengkapi charger magnetic, tinggal ditempel dan bisa charge. Saya kira ada perubahan signifikan,” tegasnya.

Sementara di Muzdalifah pergerakan jemaah dari Arafah akan dibagi dalam dua skema, reguler dan murur.

Pergerakan reguler, jemaah akan diberangkatkan dari Arafah secara taraddudi (shuttle) dan turun di Muzdalifah.

Sementara untuk skema murur, jemaah akan diberangkatkan dari Arafah setelah Maghrib, melewati Muzdalifah, lalu langsung menuju Mina.

Skema murur diperuntukkan bagi jemaah risiko tinggi, lanjut usia, disabilitas, penguna kursi roda, dan para pendampingnya.

Baca juga: Jemaah Tidak Perlu Bawa Rice Cooker dan Beras Lagi Selama Fase Puncak Haji

Skema murur diterapkan karena alasan masyaqqah dan menjaga keselamatan jemaah seiring keterbatasan areal Muzdalifah karena Mina Jadid sudah tidak digunakan dan ada pembangunan toilet dalam jumlah yang cukup banyak.

Area Muzdalifah yang diperuntukkan bagi jemaah haji Indonesia seluas 82.350m2.

Pada 2023, area ini ditempati sekitar 183.000 jemaah haji Indonesia yang terbagi dalam 61 maktab.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved