Berita NTB

Klarifikasi Kades Rembitan Soal Keributan di Lombok Barat

Kepala Desa Rembitan Lalu Minaksa memberikan klarifikasi terkaiat keributan di Desa Meninting Lombok Barat yang melibatkan warganya.

Penulis: Sinto | Editor: Idham Khalid
Dok. Istimewa
Kepala desa Rembitan Lalu Minaksa 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Kepala Desa Rembitan Lalu Minaksa membenarkan warganya mendatangi  Dusun Montong Buwuh, Desa Meninting, Kecamatan Batu layar, Lombok Barat, yang memicu terjadinya keributan, Jumat (10/5/2024) malam. 

Minaksa mengatakan, keributan hingga terjadinya penganiayaan tersebut, dipicu adanya kesalahpahaman anak muda yang berasal dari desanya saat mengendarai sepeda motor di jalan raya Desa Meninting.

Hingga saat ini, ia mengaku masih belum mengetahui proses penyelesaian kasus tersebut dan menunggu panggilan dari aparat penegak hukum. 

"Iya warga Rembitan yang ke Lombok Barat. Karenakan anak-anak ini motornya ditahan di Lombok Barat semalam, akhirnya disusul sama warga," jelas Lalu Minaksa. 

Lalu Minaksa membantah, peristiwa semalam dengan kehadiran warganya untuk membuat keributan.

"Karena disinyalir warga yang di kampung tersebut siap, membawa senjata segala macam akhirnya terjadi (keributan),” jelas Minaksa. 

Lebih lanjut Lalu Minaksa menjelaskan, pihaknya membenarkan jika anak kandungnya yang menjadi korban penganiayaan yang berujung pada keributan lebih parah.

Adapun kedatangannya ke lokasi Lombok Barat saat itu  adalah untuk menghalau warga yang melakukan penyerangan. 

"Saya jemput kesana tadi malam sekaligus menghalau warga. Kapasitas saya ke sana sebagai kepala desa bukan sebagai orang tua," jelas Minaksa. 

Menurutnya, persoalannya sebenarnya bukan pada penganiayaan pada anak kandungnya, namun pada motor yang ditahan. 

Hal ini karena kejadiannya spontan. Saat anaknya lewat dan dikira menyenggol orang, selanjutnya diberhentikan dan dipukul oleh warga sekitar. 

Lalu Minaksa menjelaskan, dirinya mengejar warga ke Kebon Roek, Mataram karena telah mendapatkan informasi warganya ke sana sebagai titik kumpul. 

"Nyampe disana sudah banyak yang ngumpul, saya cegat, saya larang, dan saya telpon Polsek Ampenan. Polsek Ampenan datang tapi Polsek Ampenan tidak bisa berbuat apa-apa tadi malam," jelas Lalu Minaksa. 

Dikatakan Lalu Minaksa, mereka yang dipukul awalnya adalah anaknya sendiri dan satu lagi dari Ketara Lombok Tengah. 

"Tapi anak saya hingga saat ini, detik ini tidak pernah beritahu saya jika mereka ribut. Tapi teman-temannya yang lain yang menginformasikan ke keluarga masing-masing hingga akhirnya mereka berangkat," jelas Lalu Minaksa. 

Sebelumnya diberitakan, aksi keributan antar warga di Desa Meninting, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat, dan warga Desa Rembitan Lombok Tengah viral di media sosial, Jumat (10/5/2024) malam.

Dalam video tersebut tampak sejumlah massa membawa senjata tajam dan melakukan kejar-kejaran.

Akibat kejadian tersebut, dua orang warga Desa Meninting mengalami luka-luka. Korban pertama, inisial S (34), mengalami luka robek di telapak tangan kiri dan dirujuk ke rumah sakit di Kota Mataram. Korban kedua, MM (65), mengalami luka tebas di bagian kepala belakang dan masih dirawat di RS Bhayangkara.

Kapolres Lombok Barat, AKBP Bagus Nyoman Gede Junaedi menyampaikan, pihaknya saat ini telah menangani kasus ini dengan serius dan berkoordinasi dengan Polda NTB.

“Kami mendengar bahwa anak korban melapor ke Polda. Kami akan melakukan koordinasi dengan Polda dan Polres Lombok Barat  untuk menangani kejadian tersebut dengan serius,” kata Jun sapaan akarab kapolres ditemui di kantornya, Sabtu (11/5/2024)

Baca juga: Keributan Warga di Desa Meninting,  Pj Bupati Lombok Barat Minta Warga Tahan Diri

Kronologi Kejadian

Disampaika Jun, peristiwa keributan tersebut bermula dari terduga pelaku warga Lombok mengendarai sepeda motor di wilayah Desa Meninting Lombok Barat dengan berkata kotor.

Warga saat itu menegur terduga pelaku dan terjadi cekcok hingga terjadi pemukulan. Tidak terima dengan perlakuan warga, pelaku kemudia memanggil rekannya dengan jumlah banyak menggunakan truk dan membuat keributan kembali terjadi.

“Kejadian tersebut diawali oleh adanya pengendara yang berboncengan berkat -kata kasar. Ada warga yang tidak terima dan mengejar,  dan melakukan peringatan, dan mungkin ada sedikit pemukulan,” kata Jun.

“Setelah itu dia (terduga pelaku) disuruh pergi, mungkin setelah perg itu dia merasa tidak terima, dan kembali membawa teman-temannya. Pukul 23.00  Wita itu melakukan pengeroyokan tersebut,” sambung Jun.

Selain menimbulkan korban manusia, keributan itu juga membuat sejumlah lapak di wilayah itu rusak diduga kekesalan pelaku  saat mencari warga yang menegurnya.

“Mereka (terduga pelaku) membawa teman dan mencari pelaku siapa yang memukul dia dan sambal mencari orangnya dan merusak lapak,” kata Jun.

Jun mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh kejadian ini.

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved