Berita NTB

Kasus DBD Naik 50 Persen, Dikes Lombok Barat  Intensif Lakukan Fogging

Kasus DBD di Lombok Barat meningkat 50 persen sejak Maret hingga Mei 2024, hal demikian membuat Dinas Kesehatan gencar melakukan fogging

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Idham Khalid
pixabay/mikadago
Ilustrasi digigit nyamuk DBD - 

Laporan Wartawan TribunLombok.com Rozi Anwar 

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT- Dinas Kesehatan (Dikes) Lombok Barat (Lobar) mengeluarkan status kesiagaan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal tersebut terjadi beriringan dengan meningkatnya status DBD di kabupaten itu. 

Kepala Dikes Lobar, Arief Suryawiran mengatakan kasus DBD di Lombok Barat meningkat 50 persen sejak Maret hingga Mei 2024. Hal demikian membuat pihaknya gencar melakukan fogging atau tindakan pengasapan dengan bahan Insektisida yang bertujuan untuk membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor) penyakit DBD.

“Meningkat kasusnya sekitar 50 persen sejak bulan puasa kemarin. Yang mau fogging  silahkan lapor ke puskesmas dan nanti tim yang akan turun untuk layak atau tidak di fogging,” kata Arief, Kamis (9/5/2024)

Dikes Lombok Barat mencatat, peningkatan kasus DBD sejak awal tahun hingga akhir April lalu sudah mencapai 300 kasus lebih. Peningkatan kasus DBD itu biasa terjadi di siklus lima tahunan. Terlebih dengan kondisi suasana cuaca yang berubah-ubah. 

“Jadi setiap lima tahun kasusnya meningkat. Bukan hanya di Lobar yang meningkat, tapi di Kota Mataram juga, dan kita kesiagaan DBD,” terang Arief.

Menurutnya, penanganan kasus DBD tidak bisa hanya dilakukan oleh Dinas saja. Namun peran serta seluruh masyarakat untuk memastikan lingkungan bersih juga dinilai sebagai langkah pencegahan perkembangan jentik nyamuk DBD.

Selain itu Arief mengaku meminta seluruh Puskemas di Lobar untuk tetap gencar melakukan langkah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

“Kita minta teman-teman puskesmas lebih sering sosialisasi ke masyarakat, kades, kadus, bahwa DBD ini lebih banyak ke faktor lingkungannya.Untuk bagaimana membuat lingkungan bersih, tidak banyak genangan  terutama di musim hujan,” mintanya. 

Baca juga: Kasus DBD di NTB Meningkat di Akhir Tahun 2023

Tak sampai itu, para da’i kesehatan juga akan dilibatkan dalam sosialisasi PSN ini. Agar langkah pencegahan penyakit itu bisa tetap dilakukan. Dirinya tak membantah dari beberapa kasus itu, ada satu orang yang meninggal dunia. Pihaknya pun berharap kasusnya tidak terus meningkat agar tidak ada korban lainnya. 

“Kita minta bantuan peran serta masyarakat,” imbuhnya.

Bersamaan dengan itu, Dirut RSUD Patuh Patut Patju Gerung, dr Suriyadi  mengatakan beberapa hari DBD terakhir memang mengalami peningkatan. 

“Dari beberapa bulan trakhir dari Januari, Februari, Maret trend nya mengalami peningkatan,” bebernya.

Data kasus DBD yang ditangani RSUD Tripat mengalami peningkat yang cukup signifikan. Dari Januari sampai April sudah 262 kasus yang ditangani. Dengan rincian Januari 59 kasus, Februari 53 kasus dan Maret 60 kasus.

“Nah di bulan April memang mengalami peningkat menjadi 90 an,” rincinya.

Hampir seluruh pasien dirawat mengalami gejala umum demam berdarah seperti mual, muntah, demam, serta ada bintik-bintik pendarahan di kulit. Meski demikian, sejauh ini dari kasus itu tidak ada sampai korban meninggal dunia. Pihaknya pun berharap tidak terjadi.

“Sementara belum ada kasus meninggal,” tandasnya. 

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved