Berita Lombok Timur

Hari Kartini 2024, Wakil Rektor IAIH Pancor Ajak Masyarakat Mengambil Spirit Pendirian Madrasah NBDI

Madrasah NBDI adalah sekolah pertama sebagai wadah pendidikan yang diperuntukan untuk kaum perempuan di Pulau Lombok

ISTIMEWA
Kolase Raden Ajeng Kartini (kiri) dan Pendiri Madrasah NBDI TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Madrasah NBDI adalah sekolah pertama sebagai wadah pendidikan yang diperuntukan untuk kaum perempuan di Pulau Lombok. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - 21 April diperingati secara nasional sebagai Hari Kartini dan juga momen peringatan pendirianya madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI).

Wakil Rektor Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Pancor Dr. H. Abdul Hayyi Akrommenekankan pentingnya untuk mengambil inspirasi, spirit dan pelajaran dari pendirian dan keberadaan Madrasah NBDI yang didirikan pahlawan nasional TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid 81 tahun silam.

Antara lain kepeloporan, kemajuan untuk perempuan, emansipasi perempuan, kesungguhan dalam perjuangan, kerja keras, tidak menyerah pada tantangan danhambatan demi kemajuan bangsa.

Madrasah NBDI adalah sekolah pertama sebagai wadah pendidikan yang diperuntukan untuk kaum perempuan di Pulau Lombok.

Baca juga: Tujuan Dibentuknya Nahdlatul Wathan hingga Lahirnya Madrasah NWDI dan NBDI

Sejak pendirianya 21 April 1943, NBDI telah hadir memberikan yang terbaik bagi bangsa terutama untuk kemajuan perempuan Indonesia.

Karena itu, tanggal 21 April 1943 adalah bagian hari bersejarah bagi pendidikan kaum perempuan khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.

Pada konteks ke-Indonesiaan, tanggal 21 April diperingati sebagai hari Kartini.

Hari emansipasi perempuan di Indonesia yang disematkan pada hari lahirnya Raden Ajeng Kartini di Jepara, Jawa Tengah.

Menurut Hayyi, pendirian NBDI sendiri didirikan untuk memberikan pendidikan secara maksimal khusus bagi kaum perempuan ketika itu.

"Karena itu, lahirnya NBDI adalah realisasi kejeniusan ulama asal Lombok (TGKH. Zaenuddin Abdul Majid) yang kemudian menjadi kesadaran dan gerakan kolektif partisipasi perempuan di Indonesia," ucap Hayyi menjawab TribunLombok.com, Minggu (21/4/2024).

Baca juga: Sejarah Nahdlatul Wathan, Berdirinya NWDI dan NBDI di Pulau Seribu Masjid

Pada saat pendirian NBDI, kata dia, kaum perempuan tidak memiliki ruang untuk menuntut ilmu dan masih jauh dari ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Pendidikan saat itu masih menjadi barang mewah dah hanya bagi kaum lelaki.

Situasi itu menjadi kegelisahan tersendiri bagi Pahlawan Nasional asal Nusa Tenggara Barat, TGKH. Muhammad Zaenuddin Abdil Majid.

Di tengah keadaan Indonesia belum merdeka, sosok TKGH. Zainuddin Abdujl Madjid menjadi pelopor pendirian madrasah pertama untuk kemajuan pendidikan kaum perempuan.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved