Berita Lombok Tengah

Tradisi Ijtima Ramadhan 1445 NW Dirangkai Tasyakuran Kemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024

Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) kembali mengadakan tradisi Ijtima' Ramadhan.

Ahmad Wawan Sugandika/TribunLombok.com
Ketum PBNW TGKH Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani bersama Ummuna Hj Sitti Raihanun Zainuddin pada acara Ijtimaq' Ramadhan NW 2024. Acara ini dirangkaikan juga dengan Tasyakkuran Kemenangan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) kembali mengadakan tradisi Ijtima' Ramadhan yang digelar di Masjid Ma'had DQH NW Lombok Timur, Sabtu (6/5/2024).

Acara yang merupakan tradisi dari pendiri awal Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid itu pada tahun 2024 ini dirangkaikan dengan tasyakkuran kemenangan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.

Hadir secara langsung pada kesempatan itu, anak kandung dari Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, Ummuna Hj Sitti Raihanun Zainuddin.

"Acara ini kita rangkaikan juga dengan tasyakkuran kemenangan Prabowo-Gibran. Kenapa kita bersyukur karena sekecil apapun nikmat yang diberikan oleh allah kita harus bersyukur," ucap PBNW TGKH Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani saat bwrpidato di hadapan ribuan masyarakat yang hadir.

Terlebih kata dia, pada saat Pemilu 2024 kemarin semua jamaah NW telah berjuang mengiring pemimpin untuk memastikan kemenangan Prabowo-Gibra di NTB.

"Dan Alhamdulillah menang," tegasnya.

Pada kesempatan itu, Atsani juga mengajak para jamaah NW untuk mentaati pemimpin, bukan hanya pemimpin organisasi, namun juga pemimpin terpilih yakni Prabowo-Gibran.

"Sudah jelas, jadi ketaatan kita kepada Allah, Rasul dan pemimpin adalah sesuatu yang mutlak," katanya.

Ketaatan kepada pemimpin ungkapnya, yakni demi kebaikan organisasi.

"Disaat kita bersama disatu wadah berarti kita sedang berorganisasi, disaat itu juga kita sedang beribadah kepada Allah SWT," ungkapnya.

Lebih lanjut TGKH Atsani juga menjelaskan bagaimana tradisi Ijtima' Ramadhan ini sudah digelar dari masa ke masa.

Tradisi ini dipelihara dan dilaksanakan oleh penerusnya yakni putrinya Ummi Hj. Sitti Raihanun Zainuddin (PBNW 1998-2019) dan Maulana Syaikh TGKH. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani (PBNW 2019-2024).

"Kegiatan Ijtima' Ramadhan sesungguhnya adalah kegiatan memperkaya ibadah Ramadlan secara berjamaah dan tentu menyambut lailatul qadar," katanya.

Baca juga: Ijtima Ramadhan, Tradisi PBNW Sambut Malam Lailatul Qadar dan Jalan Sempurnakan Ibadah

Acara dilaksanakan pada sore jelang malam 25, 27, atau 29 Ramadhan (malam ganjil 10 terakhir) dan diyakini sebagai malam turunnya malaikat ke bumi.

Hal ini sejalan istiqra Imam Gazali. Ijtima' pertanda malam seribu bulan di 'asyr awakhir.

Acara diisi dengan pembacaan Hizib Nahdlatul Wathan dan Pengajian Akbar lalu berbuka bersama dan ditutup salat magrib.

Santri dan jamaah secara pribadi beribadah di tempat masing-masing. Kegiatan ini di era Maulana II menjadi semarak karena diikuti oleh seluruh jamaah sedunia didukung jaringan online. Oleh Maulana II ijtima’ Ramadhan ditetapkan setiap tanggal 26 Ramadhan masuk malam ke-27.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved