Berita Bima
Cerita Abdul Rahim asal Lombok Timur, Pencipta Mesin Pembakar Telur Pertama di Indonesia
Owner telur asin bakar dari Lombok Timur, Abdul Rahim menciptakan teknologi berupa mesin pembakar telur asin pertama di Indonesia.
Penulis: Toni Hermawan | Editor: Endra Kurniawan
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Berikut cerita owner bisnis telur asin bakar dari Lombok Timur, Abdul Rahim yang menciptakan teknologi berupa mesin pembakar telur asin pertama di Indonesia.
Usaha ini sudah ia bangun sejak 2012 lalu. Cerita awalnya Abdul menggunakan pasir yang dipanaskan untuk membakar telur asin miliknya, namun warna sedikit menghitam dan dikhawatirkan tidak menarik peminat beli.
Baca juga: Buka TTG Tingkat Provinsi di Bima, Pj Sekda NTB Janji Dampingi Penemu Teknologi untuk Daftarkan HKI
"Awal mula sebelum ada teknologi alat pembakar telur ini, saya pakai pasir yang dipanaskan terinspirasi dari orang tua dulu, tapi warna kulit telurnya hitam, tapi gak gosong," kata Abdul memulai ceritanya saat ditemui di sela-sela gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) XIX tingkat Provinsi NTB, di Gedung Kesenian, Kota Bima, Rabu (6/3/2024).
Pria asal Terara Lombok Timur ini melanjutkan ceritanya, sebab dirasa tidak efektif dalam pembakaran secara manual dan warna kulit telur yang ada warna kehitaman, ia mulai menciptakan teknologi mesin pembakar telur. Dalam membakar pun hanya membutuhkan bahan baku serabut kelapa kering. Dalam mesin yang diciptakannya, untuk sekali pembakaran menampung 300 butir dan dalam waktu dua jam.
"Kalau pakai alat ini kita panaskan 80 derajat saja, warna kecoklatan dan lebih efisien dalam pembakaran, gak kayak dulu pas masih pakai manual hanya bisa bakar 180 butir dan warna agak kehitaman," tambahnya.
Bukan hanya efisien dan warna yang khas, lanjut Abdul, menggunakan teknologi mesin pembakar telur asin ini, dinilai kadar air dalam telur pun berkurang sehingga rasanya tidak mudah berubah dan bertahan hingga satu bulan.
Baca juga: Pemkot Bima Buka TTG Tingkat Kota, HM Rum: Beri Dukungan Penuh Wujudkan Cita-cita Kemajuan Teknologi
"Tidak seperti telur asin pada umumnya bertahan hanya seminggu, kalau ini bisa sampai sebulan asal tidak retak, cocok buat cemilan atau lauk," sambung perwakilan Lombok Timur ini dalam gelar TTG di Kota Bima ini.
Sementara untuk untuk legalitas, mulai dari sertifikat halal dan dokumen pendukung lainnya, Abdul mengaku sudah memilikinya. Mesin ini juga diklaim, mesin pembakar telur pertama di Indonesia.
"Makanya dari pihak Lombok Timur meminta saya mengikut lomba ini," kata Abdul menutup ceritanya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.